Wednesday, April 23, 2008

Believe it or Not...??!!

Kemarin malam, saya dan beberapa teman kantor benar-benar mengalami kejadian yang sulit dipercaya.
Believe it or not, semalam, kami makan di 4 counter makanan di Senayan City dengan total pembelanjaan sebanyak Rp 800rb (kira-kira Rp 200rb/counter) dengan hanya membayar total Rp 6.500.
Yup, anda tidak salah membaca : ENAM RIBU LIMA RATUS RUPIAH booooo………………….

Fiuuh……
Kemarin malam, tanpa di rencana terlebih dahulu, salah seorang teman saya yang baru memiliki kartu kredit Touch & Go dari Bank Mandiri, mengatakan bahwa dia menerima SMS yang menginformasikan adanya promo “Makan Sepuasnya, Bayar Suka-suka”.
Dengan batasan maksimal pembelanjaan Rp 200rb, pemilik kartu dapat membayar sesukanya, dan promo hanya berlangsung pada tanggal 22 April kemarin mulai dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.

Singkat cerita, setelah lewat jam kantor, kira-kira pukul 18.30 WIB, saya dan teman-teman kantor berjumlah 7 org, ingin membuktikan promo tersebut.
Setelah melakukan musyarawah untuk mufakat secara singkat, akhirnya kami memilih Resto Frankfuter.
Setelah memesan sana sini dan menunggu makanan disajikan, beberapa marketing dari Bank Mandiri ternyata sedang menggunakan promo yang sama…..hehehe. Dan mereka menginformasikan kepada kami bahwa, promo tidak dibatasi untuk transaksi di 1 counter saja, namun hari itu juga kami dapat menggunakan promo di 5 counter yang berbeda.
HAHHHH ????

Alhasil…. Beberapa teman kantor saya yang memang gila-gilaan, langsung menyusun rencana utk “bergerilya”.
Dan akhirnya, setelah membayar Rp 1.000 untuk billing sebesar Rp 200.000, dari Franfuter, rombongan menuju ke Jesslyn Cake. Dan disana sudah ramai pengunjung lain yang memanfaatkan promo yang sama. Waaahhh, langsung tanpa kata pengantar A..B.. C, beberapa teman kantor saya memilih roti dan kue-kue dan melakukan perhitungan cepat untuk memastikan total pembelanjaan mencapai Rp 200.000 (ga mau rugi bangeeeet yaaak…..huahahaha)
Namun, jangan salah kaprah, kami ngga lapar mataaaa kok… tapi punya niat baik… hehehe
Niatnya, sebagian dari roti dan kue, akan dibagikan untuk teman-teman kantor yang lain besoknya dan dengan niat memberikan sebagian pada anak jalanan dalam perjalanan pulang… 

Tunggu….petualangan belum berakhir :D
Dari Jesslyn Cake, setelah membayar Rp 3.500 untuk billing sebesar Rp 200.000, rombongan menuju ke Food Court lt.5 Senayan City dan Kepala Suku (hahaha….ini teman kantor saya yg paling lucuuu deh dan punya usus sampe jempol kaki…peace ya Mr. B***N…huehehe)
Saya dan beberapa teman hanya menunggu di salah satu kursi food court dan membiarkan beberapa teman ber “gerilya”.
Dan dengan gerakan cepat, sudah berhasil bertransaksi di Mie Lekker dan kembali membayar Rp 1.000 untuk transaksi Rp 200.000….. fiuuuhh… Percaya Gak Percaya.
Sambil menunggu pesanan dari Mie Lekker, Sang Kepala Suku, sudah antri lagi di Raffel lalu sudah memesan dan bertransaksi kembali sebesar Rp 200.000 dan membayar Rp 1.000.
Ck…ck…ck……
Sempat pada saat bertransaksi di Raffel, terjadi gangguan teknis dan kebetulan ada beberapa orang Bank Mandiri yang sedang berada disana dan beliau-beliau ini langsung membantu dengan menelpon ke Card Center dan mengurus sampai masalah terselesaikan… Arigato Mas…..

Sungguh sulit dipercaya…..total transaksi :
- Frankfuter Rp 1.000
- Jesslyn Cake Rp 3.500
- Mie Lekker Rp 1.000
- Raffel Rp.1000

Total Rp 6.500 untuk transaksi Rp 800.000.
Benar-benar promosi Gila-gilaaaan…… Bravo Bank Mandiri….huehehehe….
Saya tidak dibayar oleh Bank Mandiri untuk membuat tulisan ini…hahaha… hanya ingin menceritakan kebenaran sebuah promosi yang memuaskan.
Malam itu, rombongan pulang dengan perut kenyang dan hati masih penuh tanda tanda…mimpi ga seeeeh????
Selengkapnya...

Sunday, April 20, 2008

Never Far Away

Tuhan memang tidak pernah berjanji bahwa langit akan selalu biru, bunga-bunga bertebaran disepanjang jalan kehidupan.
Tapi Tuhan menjanjikan kekuatan kepada kita utk melalui saat-saat dimana langit hujan dan kelabu, melewati jalan-jalan sulit dan berbatu.

Namun, mengapa seringkali ketika kita mulai mendapat kekuatan untuk melewati badai dan langit kelam... jalan terjal dan berbatu tajam...
saat kita mulai dapat melihat bahwa dibalik awan kelam, masih ada langit biru...
dapat melihat bahwa diantara bebatuan, masih ada sedikit bunga liar tumbuh...
kita kembali mengalami badai yg lebih hebat, bebatuan yang lebih tajam???

Bertahan…..
Mengapa seringkali sulit untuk bertahan?
Adakah Tuhan memampukan kita melewati semuanya?
Kita boleh jadi sadar bahwa Tuhan itu ada.
Tetapi, seringkali yang terjadi adalah…kita tidak ingat bahwa Tuhan itu selalu ada.

Saya seringkali mengalami hal ini.
Rasa terpuruk, menggali lubang sendiri dan
memerosokkan diri semakin dalam. Membelenggu diri dengan rantai besi.


Di awal bulan Desember ini,
Ketika hujan senantiasa membahasi bumi,
Ketika mata menatap tetes-tetes hujan di balik jendela kaca,
Ketika kepala menunduk menatap jalanan yang basah,
Saya teringat pada suatu klip dari sebuah website yang saya temukan 4 tahun yang lalu.

http://www.donghaeng.net/english/flash/flash12.htm
(please turn on your speaker)

Klip yang membuat saya tanpa terasa merasakan sesak di dada dan hangat di mata. Membuat saya kembali menyadari bahwa HIDUP ini adalah anugerah dan tugas Tuhan bagi saya.

Kesetiaan…..
Masih mampukah bertahan dengan setia, untuk menghargai anugerah dan menjalani tugas?
Ketika angin kencang menerpa, dingin meremukkan seluruh persendian,
Ketika terik matahari membakar, panas melepuhkan seluruh kulit,
Ketika tanpa terasa, airmata tidak lagi mampu mengalir,
Ketika diri tak lagi mampu berdiri di atas kedua kaki,
Ketika merangkak pun terasa sulit,
Saat itu saya sadar untuk segera mengangkat kedua tangan saya ke atas, dan membiarkan Tuhan menurunkan tangan-NYa……..


# Nobody knows when this journey ends, But everyone knows that there is an end…

(thanks to www.donghaeng.net, really a great work…GBU

Selengkapnya...

Thursday, April 17, 2008

Boneka Flanel

Tiga hari yang lalu seorang teman kantor saya bertanya, apakah saya memiliki buku untuk membuat boneka dari kain flanel, karena ternyata kakaknya sedang tertarik untuk belajar membuat boneka dari kain flanel. Malam harinya, saya membongkar lemari dan mencari-cari buku tersebut. Dan saya kembali menemukan tumpukan kain-kain flanel, benang-benang sulam dan perlengkapan lainnya.

Saya jadi teringat kira-kira sekitar 7 tahun yang lalu ketika saya sedang senang-senangnya membuat boneka dari kain flanel. Dan ketika itu, rekan saya menawarkan saya untuk mensuplai boneka-boneka tersebut pada pameran yang diadakan di gereja dalam rangka Natal. Maka saya pun waktu itu membuat berbagai boneka flanel baik dengan tema-tema Natal mau pun bukan. Dan menyenangkan rasanya mendapat penghasilan dari hasil karya sendiri.
Dan saya teringat, waktu itu sedang ramai-ramainya karakter tokoh kartun anak Sin-Chan, sehingga ada yang meminta saya membuatkan boneka Sin-Chan dengan berbagai kostum..termasuk Sin-Chan yang hanya mengenakan celana pendek merah bertotol-totol putih…(hahaha)
Fiuuuhhh…..jadi pengen membuat boneka flanel lagi deh rasanya.
Kesulitan waktu yang menghalangi.

Namun sungguh, bagi rekan-rekan yang ingin mendalami dan berkarya melalui boneka flanel, hobby ini tidak hanya sekedar hobby bila ditekuni, tapi dapat dijadikan usaha rumahan.
Atau boneka ini bisa dijadikan souvenir bagi teman.
Saya pernah membuat 1 set boneka flanel, dan kemudian, saya susun dan letakkan di atas tripleks yang sudah dilapisi kertas hias, lalu saya buatkan kotak kaca….dan hoplaaa…jadilah seperti yang terlihat pada foto yang saya pasang, dan saya berikan pada salah satu teman kantor saya di hari farewell-nya.

Bagi rekan-rekan yang sedang kerajingan membuat boneka flanel….hayooo semangat.
Selengkapnya...

Monday, April 7, 2008

Sampah berkedok Barang Rongsokan ?!

Saya termasuk orang yang senang menyimpan barang-barang lama, dengan alasan “dibuang sayang”, atau “mungkin suatu saat saya akan memerlukannya”, atau “barang ini punya kenangan khusus bagi saya”.

Sehingga jujur, rumah saya penuh dengan barang-barang lama, yang mgkn setengah rusak, bahkan rusak atau tidak terpakai lagi bertahun-tahun.
Terkadang, apabila ada barang yang rusak, saya tidak akan membuangnya, akan tetap saya simpan, dengan niat, akan saya perbaiki….namun nyatanya, tidak pernah saya perbaiki :-)Beautiful_garbage

Terkadang, bila membereskan rumah, saya mengumpulkan barang-barang yang tidak diperlukan, dengan dalih, nanti akan saya sortir kembali, apakah benar barang-barang tersebut sudah tidak dapat digunakan sama sekali….namun nyatanya, saya tidak punya cukup waktu untuk membuka kembali kotak / kantong tempat saya menampung sementara barang-barang tersebut.

Lama kelamaan, saya merasakan rumah saya penuh sesak.
Lama kelamaan, saya mulai kesulitan mencari tempat untuk menyimpan barang-barang lain yang masih berguna.
Lama kelamaan, saya merasa barang-barang tua itu menimbulkan masalah.
Tumpukan barang rongsokan mulai mengundang makhluk kecil berwarna hitam berjulukan “mickey mouse”…. :-)

Tentu nya ini bukan makhluk menyenangkan dari Disney World….ini makhluk menyebalkan yang dapat membawa penyakit.
Rasanya, sudah waktunya bagi saya untuk sungguh-sungguh membereskan masalah “rongsokan-sampah” ini di rumah saya.

Hal yang serupa, terjadi di “rumah hati” saya.

Ada banyak hal, banyak kenangan dan banyak orang berseliweran dalam hidup saya…menari-nari dipikiran saya, dan nongkrong di rumah hati saya.
Sebagian masih menjadi present tense bagi saya,
Sebagian present continuous tense,
Namun sebagian lagi sudah menjadi past tense bagi saya.

Setelah menyadarinya, saya menemukan analogi rumah hati saya dan rumah saya..
Analogi hal-hal yang berseliweran dalam hidup saya dan barang-barang rongsokan lama saya.

Tanpa saya sadari, kenangan lama yang buruk, yang mgkn saya harap dapat berubah menjadi baik…masih bertenggeran bertahun-tahun dalam rumah hati saya.
Tanpa saya sadari, orang-orang yang seharusnya menjadi “tokoh sejarah” bagi saya, ternyata masih saya anggap dan perlakukan sebagai “tokoh masa kini”.
Tanpa saya sadari, kenangan lama atau orang-orang yang menjadi “rongsokan” dalam hidup saya, masih tetap saya simpan, dengan harapan bisa saya perbaiki suatu saat….tanpa saya pernah sadari bahwa “rongsokan” tersebut sebenarnya hanyalah “sampah” yang tidak berarti…rongsokan itu sudah tidak dapat diperbaiki sama sekali.

Beberapa “rongsokan” itu bahkan sudah menjadi “sampah” yang menimbulkan masalah bagi saya…
menjadi sumber “penyakit” bagi saya… membuat “luka” bagi saya.

Seperti niat saya membersihkan rumah saya dan menyortir barang-barang saya dari barang-barang tidak berguna, demikian pula yang saya lakukan dengan “rumah hati” saya.
Tiba saatnya bagi saya membuang “sampah” yang semula saya kira barang rongsokan yang masih dapat diperbaiki.
Karena ternyata “sampah” ini sudah menjadi masalah bagi saya…sudah membuat saya sakit.

Menyedihkan ketika harus membuang barang tua yang telah sekian lama berdiam di dalam rumah, meskipun terkadang, kehadirannya pun jarang terasa…namun saya seakan tahu, bahwa barang itu ada disana, pada tempatnya dan bersama saya bertahun-tahun.
Namun, lebih menyedihkan lagi, mengetahui masalah, sakit dan luka yang ditimbulkan oleh barang tua tersebut.

Sehingga, dengan berusaha menikmati rasa sakit dan berteman dengan kesedihan….minggu lalu saya mengumpulkan barang rongsokan dari rumah hati saya dan melemparkan nya ke dalam api yang menyala, sebagian lagi saya lemparkan ke tong sampah….dengan pemikiran, biarkan pemulung yang memungutnya. Dan apabila pemulung tersebut membawanya ke tempat daur ulang, harapan saya, barang tersebut dapat di daur ulang…itu akan jauh lebih baik, karena saya tidak mampu untuk mendaur-ulangnya ,

Mudah-mudahan barang rongsokan itu setelah di daur ulang, dapat kembali digunakan, atau berubah menjadi sesuatu yang dapat digunakan untuk keperluan lain…..yang mana pun tidak masalah, semuanya jauh lebih baik daripada barang tersebut terus bercokol di rumah hati saya dan lama kelamaan menyakiti saya.

Ternyata, apa yang saya lakukan ini, melegakan….
Rumah hati saya terasa lebih longgar….lebih segar dan tidak terlalu sesak lagi.
Meskipun saya membutuhkan banyak waktu untuk membereskan semuanya….karena sudah terlalu banyak saya menimbun barang-barang rongsokan dalam rumah hati saya.

Ya….saya harus melanjutkan menyortir barang-barang tersebut,
Saya akan berusaha memperbaiki barang yang masih dapat diperbaiki, namun disamping itu saya akan belajar untuk membuang barang yang tidak dapat diperbaiki.
Mungkin apabila barang rongsokan yang saya buang itu dapat berbicara,
Mungkin ia akan berkata saya kejam, tidak menghargai kenangan yang sudah diberikannya kepada saya…
Mungkin ia akan memohon kepada saya untuk dibiarkan tetap menghuni salah satu sudut rumah hati saya….dan berjanji tidak akan mengganggu saya, atau menimbulkan masalah bagi saya, asalkan ia dibiarkan tetap dalam rumah hati saya.

Tidak….meskipun barang rongsokan itu dapat berbicara, bahkan berteriak menjerit sekalipun,
Saya tidak akan peduli…..dan dengan tegas akan saya katakan kepadanya….

“Sadarlah, engkau tidak lebih dari sampah…..”

Sampah yang saya biarkan menjadi penyakit bagi saya.
Saya sudah cukup hidup dan berteman dengan sampah yang berkedok barang rongsokan atau barang kenangan.

……………………Sudah saatnya saya membersihkan dan menata rumah hati saya

# Mohon maaf bagi sampah-sampah yang mengira dirinya adalah barang rongsokan yang layak disimpan. Seharusnya sampah-sampah itu sadar dan dengan rela digiring ke tempat daur ulang, dimana mgkn mereka akan dapat diperbaiki atau dijadikan sesuatu yang membuatnya kembali berguna....karena saya sudah tidak mampu lagi hidup berteman dengan sampah.

December 08, 2007 - My Friendster's Blog

Selengkapnya...

dear "Mr.President"

Apa yang manusia cari di dunia ini?
Apa yang anda cari di dunia ini?
Apa yang saya cari di dunia ini?
…dalam hidup,
…dalam apa yang dilakukan?

Sebagian orang akan menjawab dengan mudah.
Mencari uang, mencari kesenangan, mencari kehormatan, karir……dsb.
Pernahkah anda mendengar seseorang berkata,
“saya hanya mencari sedikit makanan hari ini, karena tiga hari yang lalu adalah hari terakhir saya makan.”

Ironis….

Mungkin kita sering mendengar jawaban seperti tadi, terutama ketika kita berada diperempatan, di lampu merah, ketika seorang pengemis, pengamen, atau anak jalanan menghampiri kendaraan kita dan meminta uang receh.

Lantas, apa yang biasanya kita lakukan?

Simple..angkat tangan sedikit ke arah jendela (tentunya tanpa perlu membuka kaca mobil..), goyangkan/lambaikan tangan sedikit, dan efeknya…orang tadi akan pergi, pindah ke kendaraan lainnya.

Bagi sebagian besar kita, peristiwa tersebut mungkin merupakan cerita lama yang membosankan.
Sedikit ingin berbagi cerita,

Saya sebagai seorang pekerja, sudah pernah merasakan berbagai macam kendaraan yang bisa menghantar saya ke kantor.
Saya pernah naik mobil pribadi, pernah naik bis kota, pernah naik transjakarta, pernah mengendarai motor.

Suatu kali, saya pulang kantor dan memutuskan untuk naik bis biasa.
Setelah berganti bis 2x dari sudirman ke grogol, saya berniat naik transjakarta untuk sampai ke cengkareng dimana saya tinggal.
Saya turun di depan Mall Citraland, dan saya jalan kaki kea rah halte busway (Jelambar). Di depan mall tersebut, ada pagar pembatas 2 arah yang disediakan khusus bagi pejalan kaki yang menuju mall tersebut.

Ketika sedang menikmati perjalanan kaki saya, tiba-tiba mata saya tertuju pad 2 sosok anak kecil (laki-laki) yang tidur, persis di jalan yang berpagar tsb. Waktu itu kira-kira pukul 9 malam. Di jalan sesempit itu, mereka berdua tidur, yang satu berusia sekitar 8 th, dan satu lagi(mgkn adiknya) kira-kira berumur 4 atau 5 tahun.

Namun apa yang membuat saya kaget dan merasa miris adalah, anak yang lebih kecil, tidur tanpa memakai celana sama sekali…sehingga (maaf) alat vitalnya terlihat dan terbuka begitu saja, tanpa penutup apapun.
Waktu itu pikiran yang melintas, beranekaragam……kaget, bingung, sedih, bertanya-tanya.
Saya tahu, banyak sekali berita yang mengatakan bahwa pengemis, pengamen dsb, diorganisir secara rapi untuk memperoleh uang .
Banyak orang tua yang mengeksploitasi anaknya untuk mendapatkan uang tanpa bekerja.

Sehingga kita menjadi bingung……dilemma….

Apakah kita harus member ketika ada pengemis? Atau kah membiarkan saja, dengan dalih, tidak ingin membuat orang menjadi pemalas?
Terus terang, saya tidak suka menonton acara, atau membaca berita yang “menyedihkan” tentang kemiskinan dsb.

Mengapa? Bukan apa2…

Terlebih hanya karena merasa, saya tidak mampu berbuat apa-apa untuk mengurangi angka kemiskinan di Negara ini.

Hopeless……

Begitu banyak org miskin…
Begitu banyak org yang menderita….
Apalah arti pemberian saya yang kecil?
Apa yang bisa saya lakukan?
Pemikiran seperti itu membuat saya apatis.

Belum lagi ditambah dengan berita bahwa, seringkali terjadi perampokan mobil2 di lampu merah.
Sehingga membuat kita enggan / ogah membuka kaca mobil untuk memberikan uang pada pengemis.
Memberi atau tidak memberi… yang seharusnya menjadi suatu pilihan mudah, menjadi terasa sulit….menjadi dilemma….

Namun malam itu, bayangan akan 2 anak tersebut, terus mengikuti saya.
Terlepas dari, apakah anak-anak tersebut dieksploitasi atau tidak……
Kenyataanya adalah, anak-anak tersebut menderita.
Saya membayangkan anak saya, yang Puji Tuhan, dapat hidup dengan layak.

Seringkali, sulit bagi kita untuk memberi sekedar uang logam 500 rupiah bagi pengemis…meskipun berdalih tdk ingin menjadikan org tsb malas.
Padahal……apakah karena kita menyayangi uang 500 rupiah itu?
Kalau memang demikian, mengapa uang receh seperti itu seringkali kita temukan di laci meja bertahun-tahun, di kolong meja, di sudut2 tas dan dompet yang tidak pernah tersentuh?

Saya teringat ketika waktu kecil saya sering menemani mama berbelanja ke pasar. Saya tidak menyukai saat-saat ketika saya harus menunggu mama saya tawar menawar dengan sangat a lot, hanya utk perbedaan harga 100 rupiah.
Bukan berarti saya menyepelekan uang 100 rupiah… bukan berarti saya menganggap uang 100 rupiah tidak ada artinya.

Kalau memang bagi kita uang 100 rupiah sangat berharga karena memang tidak memiliki uang berlebih, memang tidak salah bila menawar. Namun, bila proses tawar menawar itu dilakukan hanya untuk “kepuasan”……… alangkah menyedihkannya.

Apabila melihat kemiskinan, ketidakadilan bagi rakyat kecil..siapa yang harus dipersalahkan?
Pemerintah? Masyarakat elite yang menutup mata? Tuhan?

Satu hal yang saya pelajari malam itu……
Mengapa alasan bahwa hal “kecil” yang saya lakukan tidak akan mampu mengurangi kemiskinan di Negara ini, menjadi halangan bagi saya untuk memberi?
Mengapa alasan korupsi yg dilakukan oknum tertentu membuat saya enggan membayar pajak kepada Negara sesuai dengan yang sebenernya harus saya bayarkan?
Semua itu hanya akan membuat saya lelah dan sedih, namun menjadi apatis.
Sehingga lebih baik, saya memberi dengan kesadaran bahwa saya “memberi”.
Masalah nantinya ternyata, pemberian saya itu menjadikan org pemalas, atau disalahgunakan oleh oknum tertentu……biarlah menjadi urusan yang bersangkutan kepada Tuhan.
Saya tidak perlu lagi memikirkan, apakah pemberian tersebut berarti atau tidak.

Apakah saya perlu memikirkan mengapa pemerintah atau Bapak Presiden seakan-akan menutup mata?
Atau, pernah kah mereka berjalan dijalan seperti yang saya lakukan malam itu, dan melihat kenyataan seperti itu?

Saya teringat akan 1 lagu dari Grup Musik Pink, yang berjudul : Dear Mr President.

Dear Mr. President
Come take a walk with me
Let's pretend we're just two people and
You're not better than me
I'd like to ask you some questions if we can speak honestly

What do you feel when you see all the homeless on the street
Who do you pray for at night before you go to sleep
What do you feel when you look in the mirror
Are you proud

How do you sleep while the rest of us cry
How do you dream when a mother has no chance to say goodbye
How do you walk with your head held high
Can you even look me in the eye
And tell me why

Dear Mr. President
Were you a lonely boy
Are you a lonely boy
Are you a lonely boy
How can you say
No child is left behind
We're not dumb and we're not blind
They're all sitting in your cells
While you pave the road to hell

What kind of father would take his own daughter's rights away
And what kind of father might hate his own daughter if she were gay
I can only imagine what the first lady has to say
You've come a long way from whiskey and cocaine

How do you sleep while the rest of us cry
How do you dream when a mother has no chance to say goodbye
How do you walk with your head held high
Can you even look me in the eye

Let me tell you ‘bout hard work
Minimum wage with a baby on the way
Let me tell you ‘bout hard work
Rebuilding your house after the bombs took them away
Let me tell you bout hard work
Building a bed out of a cardboard box
Let me tell you bout hard work
Hard work
Hard work
You don't know nothing bout hard work
Hard work
Hard work
Oh

How do you sleep at night
How do you walk with your head held high
Dear Mr. President
You'd never take a walk with me
Would you?

Rasanya tidak perlu saya menghabiskan waktu dengan berusaha agar Presiden mendengar & melihat.
Saya sebagai pribadi pun sebenernya memiliki “kekuasaan”, sebagaimana adanya saya…kekuasaan atas diri saya.

Setiap kita, dalam posisi apapun, sebagai majikan di rumah, sebagai atasan di kantor, sebagai pemilik perusahaan atau apapun yang menempatkan diri kita sebagai orang yang “memiliki kuasa”, atau “menentukan hajat hidup orang lain”…….. pernah kah kita mencoba utk “berjalan” bersama orang-orang tsb ? Bersikap bahwa tidak ada perbedaan antara kita dan org tsb, bahwa kita tidak lebih “punya” atau lebih baik dari org tsb ? Bersikap tidak hanya simpati, namun juga empati ?

Memahami mengapa seseorang harus “mengemis” daripada menyibukan diri dengan pertanyaan apakah “pemberian” kita akan berakibat buruk bagi org tsb?
Sehingga lagu itu sebenarnya bukan ditujukan bagi Bapak Presiden yang duduk di Istana Negara saja, tapi juga bagi diri saya, dengan segala kecukupan dan kelebihan yang saya miliki.

Ada pepatah yang mengatakan : sebab nila setitik rusak susu sebelanga.

Tapi saya gemar membalik pepatah itu menjadi : susu setitik tidak mungkin memutihkan tinta sebelanga.
Tapi, lebih baik saya menjadi setitik susu dari pada tidak menjadi apapun sama sekali.
Lebih baik saya menjadi setitik susu sambil berharap, ada titik-titik susu lainnya yang selanjutnya akan berkumpul hingga sanggup memutihkan tinta sebelanga itu…….

November 28, 2007 - My Frienster's Blog

Selengkapnya...

Justice maybe blind, but (when) it can see in the dark…??

Hari ini, ada kejadian yang begitu menabrak pikiran saya…dan mengobrak-abrik perasaan saya.
Pernahkan anda membayangkan diri anda mengalami kejadian berikut,
Pagi hari anda berangkat kerja ke kantor….namun, sore hari anda pulang tanpa pekerjaan.
Dipecat? Dirumahkan?
Apapun istilahnya.

Terbayangkah oleh anda, apa yang akan anda katakan kepada keluarga yang menggantungkan isi perutnya pada anda?
Terbayangkah oleh anda, kemana anda akan pergi esok pagi…untuk menghindari pertanyaan keluarga anda, bila anda tidak ingin keluarga anda tahu?
Terbayangkah oleh anda, apabila anak anda sedang sakit dan membutuhkan uang anda untuk mengobati sakitnya?

Mungkin bagi orang yang tidak sanggup membayangkan dan tidak kuat menanggungnya…yang akan terbayang oleh nya hanyalah kegelapan, yang tanpa dia sadari, menuntunnya melangkah ke lantai tertinggi sebuah gedung dan berharap agar terjun bebas akan mengakhiri segala kegelapan itu.

Ya…hari ini, seorang satpam yang saya kenal…di “rumahkan”… dengan alasan kontraknya tidak diperpanjang, padahal dia sudah bekerja bertahun-tahun.
Apa sebenernya yang terjadi?

Banyaknya kehilangan yang terjadi di tempatnya bekerja…mulai dari handphone sampai laptop, membuatnya seakan harus bertanggung jawab, meskipun bila dilihat kasusnya…tidak beralasan untuk menuduhnya, dan tidak ada bukti-bukti.
Seperti rumor yang ada, ya…karena tidak ditemukan siapa pelakunya, maka harus ada yang “bertanggungjawab” dan “dikorbankan”.

Saya tidak membela siapa pun.
Apakah sungguh dia tidak melakukannya? … only God knows.
Apakah perusahaan melakukan kesalahan dengan memberhentikannya? …. Only God knows.

Apakah “pengorbanan” ini benar akan meniadakan kemungkinan hal yang sama akan terulang kembali, karena timbulnya rasa takut dengan melihat apa yang terjadi pada “korban”?... Only God knows.
Namun…. Only God knows too, dan hanya Tuhan yang bisa melakukan perhitungan terhadap pelaku sesungguhnya.

Justice maybe blind, but it can see in the dark….
Tapi kapan?

Silahkan anda tonton sendiri acara kupas tuntas, atau yang sejenisnya.. saya tidak hapal nama acaranya. Berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh hukum, dengan menghukum orang yang tidak bersalah?
Bahkan belasan tahun seseorang dipenjara, sampai akhirnya ditemukan bahwa dia tidak bersalah.
Lantas, apa yang dilakukan oleh Keadilan untuk menebus belasan tahun yang telah dia derita?

Bila HUKUM bersalah, lantas siapa yang akan mengHUKUMnya?

Siapapun kita, dapat melakukan kejahatan, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa kejahatan atau kesalahan yang kita perbuat..ditanggung oleh orang lain? Di derita oleh orang lain?
Pencuri yang tidak tertangkap mungkin akan merasa dirinya hebat.

Namun pernah pencuri itu berpikir bahwa, ada orang lain yang HARUS DITANGKAP, demi SELESAI nya KASUS dan demi TIDAK ADANYA LAGI yang berani berbuat hal yang sama???
Apa jadinya bila orang yang tidak semestinya ditangkap itu merupakan tempat selusin anggota keluarga menggantungkan isi perut padanya???

Setiap kejadian buruk dalam hidup saya, saya mempercayai bahwa hal itu terjadi hanya karena 3 hal :
1. Karena merupakan bagian dari rencana Tuhan
2. Karena kesalahan diri saya sendiri
3. Karena kesalahan orang lain

Seringkali kita mendengar orang berkata demikian apabila kemalangan menimpa dirinya, “Yah..mungkin ini memang sudah kehendak Tuhan untuk menguji saya”
Apakah benar selalu demikian?

Bayangkanlah, bila ada seseorang yang sudah patuh berjalan dengan baik dan benar di sisi pejalan kaki yang jauh dari jalan raya. Namun tiba-tiba orang tersebut cacat parah karena ditabrak oleh seorang pengemudi yang mabuk?

Apakah kehendak Tuhan, orang tersebut cacat? …… Tuhan tidak pernah merencanakan sesuatu yang buruk bagi umat Nya.
Apakah ini kesalahan si pejalan kaki itu? …. Tidak, dia sudah berjalan dengan benar dan memenuhi peraturan.
Apakah karena kesalahan orang lain? …. Ya tentu saja, karena dia sudah mabuk.

Akhirnya semua kejadian hari ini, saya tutup malam ini dengan sebuah perenungan bagi diri saya sendiri.
Pernahkah saya melakukan suatu kesalahan yang mengakibatkan orang lain menanggung akibatnya? Kemungkinan besar pernah… dan saya memohon ampun pada Tuhan atas itu.

Akhirnya saya sungguh-sungguh mengerti dan memahami sebuah quote yang sangat-sangat saya sukai akhir-akhir ini :
I get peace, knowing that what I have done in the day will allow me to sleep well at night. I get peace, knowing that what I am doing now will not give me grief or regret in my old age - venerable manko.

November 13, 2007

Selengkapnya...

Sunday in Love....

Rasanya sudah lama sekali sejak saya meninggalkan kebiasaan mendengarkan stasiun radio (bukan stasiun kereta.. ) Ramako..105,8 FM.

Dulu saat saya masih tinggal di kos an.. Jelang malam mulai pukul 10, tangan otomatis menyetel st.radio tersebut, yang selanjutnya akan dengan setia menghantarkan saya ke penghujung malam..menikmati istirahat malam..menutup hari.

Bila tiba hari minggu.. Maka saya mengawali pagi dengan kembali memutar 105.8 FM. Satu acara favorit saya,dimana stasiun radio tersebut sepanjang hari minggu itu akan menyiarkan acara Sunday in Love.. Memutar lagu-lagu bertemakan cinta..baik yg direquest oleh pendengar,maupun yang diputar oleh penyiar. Full day, with no jingle promotion, only songs for love... :-)


Kalau sudah begitu, rasanya sepanjang hari terasa penuh cinta..gelembung-gelembung hati berwarna jambon akan serasa bertebaran..aroma udara pun segar wangi..aroma cinta, meskipun saat itu berada dalam kamar 3x4 m berdinding setengah tembok,setengah tripleks, disertai putaran baling-baling kipas angin (bukan baling-baling bambu ya...)

Sunday in love.. How sweet it sounds..
What about Monday..? .. I hate Monday?
What about Tuesday..? .. It's unlucky day, don't ever start a new step on Tuesday?
What about Wednesday..? ..stuck on middle of the week. Wednesday = WhENthESDAYend ?
Friday... Thanks God it's Friday...it's a FRIeeDAY...
Saturday...means party til' u drop...or "Grey Saturday" for u?
...but when Sunday comes..it is stil a SUNnyDAY for u?

Terkadang tiap hari berlalu begitu saja,
Berlalu sbg hari2 yg sibuk...bagi yg sibuk,
Berlalu sbg hari2 yg keras dan sulit bagi yg menjalani hidup yang keras,
Berlalu sbg hari2 yg menyenangkan bagi yg menjalani hidup penuh kesenangan,
Berlalu sbg hari2 yg menyedihkan bagi yg patah hati,
Berlalu sbg hari2 yg penuh penantian bagi yg sedang berharap,
...atau berlalu tanpa terasa apa2 bagi yg menjalani hidup hanya utk menjalani hidup?

Mana kah yang sedang teman anda jalani?
Mana kah yang sedang anggota keluarga anda jalani?
Mana kah yang sedang anda jalani?

Tengok lah teman di kanan kiri, depan belakang anda...
Tengok lah ke dalam diri anda...
Hari seperti apa yang anda, teman anda, keluarga anda hadapi hari ini?

Adakah hari-hari terasa seperti Sunday in Love..in SUNnyDAY... :-)


October 07, 2007 - My Friendster's Blog

Selengkapnya...

samudera, lautan, mentari....

Apakah arti memiliki hati seluas samudera, sedalam lautan?
Apakah arti menjadi seperti mentari, selalu menepati janji..terbit di timur, tenggelam dibarat?
Apakah arti berhati besar?

Tak pernahkah samudera marah dan mengkaramkan kapal?
Tak pernahkah lautan lelah dan melemparkan ombaknya?
Mentari memang selalu ada disana, tapi tetap,suatu saat mentari tak mampu menyinari krn mendung atau gerhana menutupinya..


Lantas, apa artinya menjadi berjiwa besar?
Menerima segala sesuatu apa adanya..tanpa harus bertanya?
Berkorban segala sesuatu tanpa mengeluh?
Memaafkan segala sesuatu, tanpa pengecualian?

Jika demikian, maka...
hati haruslah lebih luas dari samudera..
hati haruslah lebih dalam dari lautan..
hati haruslah lebih setia dari mentari..sehingga ia mampu menghalau mendung dan gerhana yang mencegahnya utk bersinar....

Dengan demikian hati akan mampu menanggung segalanya.

October 01, 2007 - My Friendster's Blog

Selengkapnya...