Monday, April 7, 2008

Sampah berkedok Barang Rongsokan ?!

Saya termasuk orang yang senang menyimpan barang-barang lama, dengan alasan “dibuang sayang”, atau “mungkin suatu saat saya akan memerlukannya”, atau “barang ini punya kenangan khusus bagi saya”.

Sehingga jujur, rumah saya penuh dengan barang-barang lama, yang mgkn setengah rusak, bahkan rusak atau tidak terpakai lagi bertahun-tahun.
Terkadang, apabila ada barang yang rusak, saya tidak akan membuangnya, akan tetap saya simpan, dengan niat, akan saya perbaiki….namun nyatanya, tidak pernah saya perbaiki :-)Beautiful_garbage

Terkadang, bila membereskan rumah, saya mengumpulkan barang-barang yang tidak diperlukan, dengan dalih, nanti akan saya sortir kembali, apakah benar barang-barang tersebut sudah tidak dapat digunakan sama sekali….namun nyatanya, saya tidak punya cukup waktu untuk membuka kembali kotak / kantong tempat saya menampung sementara barang-barang tersebut.

Lama kelamaan, saya merasakan rumah saya penuh sesak.
Lama kelamaan, saya mulai kesulitan mencari tempat untuk menyimpan barang-barang lain yang masih berguna.
Lama kelamaan, saya merasa barang-barang tua itu menimbulkan masalah.
Tumpukan barang rongsokan mulai mengundang makhluk kecil berwarna hitam berjulukan “mickey mouse”…. :-)

Tentu nya ini bukan makhluk menyenangkan dari Disney World….ini makhluk menyebalkan yang dapat membawa penyakit.
Rasanya, sudah waktunya bagi saya untuk sungguh-sungguh membereskan masalah “rongsokan-sampah” ini di rumah saya.

Hal yang serupa, terjadi di “rumah hati” saya.

Ada banyak hal, banyak kenangan dan banyak orang berseliweran dalam hidup saya…menari-nari dipikiran saya, dan nongkrong di rumah hati saya.
Sebagian masih menjadi present tense bagi saya,
Sebagian present continuous tense,
Namun sebagian lagi sudah menjadi past tense bagi saya.

Setelah menyadarinya, saya menemukan analogi rumah hati saya dan rumah saya..
Analogi hal-hal yang berseliweran dalam hidup saya dan barang-barang rongsokan lama saya.

Tanpa saya sadari, kenangan lama yang buruk, yang mgkn saya harap dapat berubah menjadi baik…masih bertenggeran bertahun-tahun dalam rumah hati saya.
Tanpa saya sadari, orang-orang yang seharusnya menjadi “tokoh sejarah” bagi saya, ternyata masih saya anggap dan perlakukan sebagai “tokoh masa kini”.
Tanpa saya sadari, kenangan lama atau orang-orang yang menjadi “rongsokan” dalam hidup saya, masih tetap saya simpan, dengan harapan bisa saya perbaiki suatu saat….tanpa saya pernah sadari bahwa “rongsokan” tersebut sebenarnya hanyalah “sampah” yang tidak berarti…rongsokan itu sudah tidak dapat diperbaiki sama sekali.

Beberapa “rongsokan” itu bahkan sudah menjadi “sampah” yang menimbulkan masalah bagi saya…
menjadi sumber “penyakit” bagi saya… membuat “luka” bagi saya.

Seperti niat saya membersihkan rumah saya dan menyortir barang-barang saya dari barang-barang tidak berguna, demikian pula yang saya lakukan dengan “rumah hati” saya.
Tiba saatnya bagi saya membuang “sampah” yang semula saya kira barang rongsokan yang masih dapat diperbaiki.
Karena ternyata “sampah” ini sudah menjadi masalah bagi saya…sudah membuat saya sakit.

Menyedihkan ketika harus membuang barang tua yang telah sekian lama berdiam di dalam rumah, meskipun terkadang, kehadirannya pun jarang terasa…namun saya seakan tahu, bahwa barang itu ada disana, pada tempatnya dan bersama saya bertahun-tahun.
Namun, lebih menyedihkan lagi, mengetahui masalah, sakit dan luka yang ditimbulkan oleh barang tua tersebut.

Sehingga, dengan berusaha menikmati rasa sakit dan berteman dengan kesedihan….minggu lalu saya mengumpulkan barang rongsokan dari rumah hati saya dan melemparkan nya ke dalam api yang menyala, sebagian lagi saya lemparkan ke tong sampah….dengan pemikiran, biarkan pemulung yang memungutnya. Dan apabila pemulung tersebut membawanya ke tempat daur ulang, harapan saya, barang tersebut dapat di daur ulang…itu akan jauh lebih baik, karena saya tidak mampu untuk mendaur-ulangnya ,

Mudah-mudahan barang rongsokan itu setelah di daur ulang, dapat kembali digunakan, atau berubah menjadi sesuatu yang dapat digunakan untuk keperluan lain…..yang mana pun tidak masalah, semuanya jauh lebih baik daripada barang tersebut terus bercokol di rumah hati saya dan lama kelamaan menyakiti saya.

Ternyata, apa yang saya lakukan ini, melegakan….
Rumah hati saya terasa lebih longgar….lebih segar dan tidak terlalu sesak lagi.
Meskipun saya membutuhkan banyak waktu untuk membereskan semuanya….karena sudah terlalu banyak saya menimbun barang-barang rongsokan dalam rumah hati saya.

Ya….saya harus melanjutkan menyortir barang-barang tersebut,
Saya akan berusaha memperbaiki barang yang masih dapat diperbaiki, namun disamping itu saya akan belajar untuk membuang barang yang tidak dapat diperbaiki.
Mungkin apabila barang rongsokan yang saya buang itu dapat berbicara,
Mungkin ia akan berkata saya kejam, tidak menghargai kenangan yang sudah diberikannya kepada saya…
Mungkin ia akan memohon kepada saya untuk dibiarkan tetap menghuni salah satu sudut rumah hati saya….dan berjanji tidak akan mengganggu saya, atau menimbulkan masalah bagi saya, asalkan ia dibiarkan tetap dalam rumah hati saya.

Tidak….meskipun barang rongsokan itu dapat berbicara, bahkan berteriak menjerit sekalipun,
Saya tidak akan peduli…..dan dengan tegas akan saya katakan kepadanya….

“Sadarlah, engkau tidak lebih dari sampah…..”

Sampah yang saya biarkan menjadi penyakit bagi saya.
Saya sudah cukup hidup dan berteman dengan sampah yang berkedok barang rongsokan atau barang kenangan.

……………………Sudah saatnya saya membersihkan dan menata rumah hati saya

# Mohon maaf bagi sampah-sampah yang mengira dirinya adalah barang rongsokan yang layak disimpan. Seharusnya sampah-sampah itu sadar dan dengan rela digiring ke tempat daur ulang, dimana mgkn mereka akan dapat diperbaiki atau dijadikan sesuatu yang membuatnya kembali berguna....karena saya sudah tidak mampu lagi hidup berteman dengan sampah.

December 08, 2007 - My Friendster's Blog

No comments: