Sekitar 3-4 minggu yang lalu seorang rekan saya berteriak di jendela Yahoo! Messenger saya.
“Udah baca twilight beluuum? Akhir November film-nya udah maeeen......”
“Udah beliii....tapi blum sempet baca niiih....” keluh saya.
Rekan saya itu sudah sangat tidak sabar untuk menonton film yang diangkat dari Novel karya Stephanie Meyer berjudul Twilight.
Setelah memiliki sedikit waktu luang, saya menghabiskan 2 novel lain karya Arswendo Atmowiloto, Horeluya dan Kau Memanggilku Malaikat. Tidak terbersit dalam pikiran saya waktu itu untuk membaca Twilight. Padahal novel itu sudah cukup lama bertengger dengan manis di rak buku saya dalam keadaan masih terbungkus plastik.
Barulah dalam minggu ini, ketika euforia film Twilight ini bergema dimana-mana, saya teringat untuk membaca novel tersebut.
Beberapa novel yang diangkat ke layar lebar, biasanya sudah saya baca terlebih dulu novelnya sebelum menonton filmnya. Bahkan Laskar Pelangi, sudah jauh saya selesai membacanya barulah ramai dibicarakan akan diangkat ke layar lebar. Dan khusus untuk yang satu ini...hikksss....dunia benar-benar kejam...saya belum sempet nonton film-nya. Pleaseee dehhh....seluruh Indonesia sudah segitu hebohnya dengan film ini..kemane aje sih gue..
Nah, karena jadi seperti tabu bagi saya menonton film yang diangkat dari sebuah novel, apabila saya belum membaca novelnya, maka saya putuskan untuk menyelesaikan Twilight weekend ini. Terus terang, saya terheran-heran ketika berhasil menyelesaikan novel 518 halaman ini dalam waktu 1 hari 1 malam, secara rasanya terakhir kali, Harry Potter ke-2 adalah novel yang saya selesaikan dalam 1 malam (dan ironisnya, buku terakhir Harry Potter ini pun, belum saya baca sampai sekarang...hikksss.....
Begitu membaca Twilight, saya tidak bisa berhenti, terbawa suasana. Sebenarnya ide cerita novel ini sangat simple, sederhana. Percintaan remaja, menjadi sedikit tidak biasa, karena memuat forbidden love, cinta terlarang. Lalu kembali menjadi cerita yang sedikit sudah biasa, karena meskipun forbidden love, percintaan terjadi antara seorang vampir dan manusia. Bukankah ini cerita yang sudah sering?
Lalu mengapa Twilight ini terasa sangat menggema?
Stephanie Meyer adanya yang membuat novel ini terasa nano-nano. Manis, asin, renyah, gurih, dan memaksa orang menikmatinya terus...dan terus...seakan tidak bisa berhenti, seperti ketika sedang makan keripik, yang belum berenti kalau belum habis
Pembaca dibuat menahan nafas dan menanti-nanti kapan tiba saatnya first kiss Edward (sang vampir super ganteng) dan Bella. Lalu permainan emosi pemeran dalam novel, yang mungkin kadang-kadang membuat pembaca menjadi gemes.
Edward yang bolak-balik ragu untuk mendekati Bella, karena takut mencelakakan Bella. Lalu Bella, yang seringkali ceroboh, dan menjadi seperti magnet pengundang bahaya bagi dirinya sendiri. Atau ketika Bella tersiksa oleh perasaan ingin menyentuh wajah Edward....hhh....
Penggambaran tokoh Edward sendiri sudah memberikan rasa penasaran, akan seperti apakah vampir super ganteng ini diperankan dalam versi layar lebar? Sanggupkan membuat penonton wanita menahan nafas?
Saya sendiri belum nonton film-nya, dan saya sangat-sangat berniat untuk menontonnya.
Novel ini sanggup membuat saya menyesal, karena saya tidak langsung membeli buku keduanya sekalian, ketika membeli buku yang pertama. Dan rasanya saya sudah ingin berlari ke toko buku begitu saya selesai membaca buku pertamanya tadi sore. Buku ke-4 Laskar Pelangi, Maryamah Karpov, yang baru diluncurkan saja tidak membuat saya ingin berlari ke toko buku.
Hhhhh....payaaah...kok saya jadi kena demam Twilight siiih yaaa....saya bener-bener terperangkap di Twilight Zone sepertinya.
Bingung....enaknya besok pulang kantor, nonton Twilight atau ke toko buku yaaak???
Selengkapnya...
Monday, December 1, 2008
Twilight Zone
Saturday, November 29, 2008
T-DAY
Menurut dari Wikipedia, Tradisi merayakan Thanksgiving dengan makan bersama dimulai di Amerika pada tahun 1621. Kaum pilgrim yang bermukim di Plymouth Massachusetts mengadakan pesta makan bersama penduduk asli Amerika suku Wampanoag. Tradisi pesta makan Thanksgiving berlanjut hingga sekarang dan disebut "makan malam Thanksgiving" dengan menu utama berupa kalkun. Untuk lengkapnya silahkan baca di http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Pengucapan_Syukur atau http://en.wikipedia.org/wiki/Thanksgiving .
Apapun sejarahnya dan tanggal berapapun perayaannya, tidaklah menjadi point utama bagi saya. Yang jelas, hari ini, saya benar-benar mengucap syukur, berterima kasih pada Tuhan, karena sekali lagi, Dia membuktikan bahwa sesuatu yang tampak mustahil, tidaklah menjadi mustahil bagi Dia.
Yup...hasil ujian Sertifikasi yang saya cemaskan sudah keluar. Malam tadi, ketika saya sedang bertemu dengan 2 orang teman saya, tiba-tiba ada SMS masuk ke HP saya. Ternyata dari rekan kantor saya, yang merupakan koordinator ujian Sertifikasi. Beliau mengabarkan bahwa hasil ujian Nasional tersebut sudah keluar. Saya heran, karena lebih cepat dari jadwal semula, tgl 29 November 2008. Kemudian saya membalas SMS dan meminta format SMS untuk menanyakan nilai. Maklum, jaman sekarang ini, pemanfaatan SMS sudah sangat meluas. Termasuk penggunaan SMS sebagai sarana mengakses nilai ujian dari Badan Sertiikasi Nasional ini.
Dengan cepat saya segera mengirimkan SMS dengan format tersebut.
Tak lama kemudian, masuk SMS balasan,
Halah...halah...Saya berpikir, ini sebenernya error atau memang belum tersedia informasinya.
Saya tidak mencoba mengirim ulang SMS, karena saya pikir, ya sudah besok saja.
Namun 2 menit kemudian ada SMS masuk lagi.
Wah....Puji Tuhan. Saya lulus.
Dari 50 soal, ternyata 2 soal salah. Amazing rasanya kalau membayangkan persiapan yang saya lakukan. Saya jadi teringat kata-kata seorang sahabat saya, “Kamu sudah mengusahakan yang terbaik dari kamu, berdoa saja, karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan”.
Saya jadi ingin menyanyikan lagu lama berjudul Pelangi Kasih,
Mungkin tak dapat engkau mengerti
Satu hal tanamkan di hati
Indah semua yang Tuhan b’ri
Tuhan-mu tak akan memberi
Ular beracun pada yang minta roti
Cobaan yang engkau alami
Tak melebihi kekuatanmu
Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia
Saatnya kan tiba nanti
Kau lihat pelangi kasih-Nya
Saya tertegur, seringkali, saya lupa untuk mengucap syukur dan lupa untuk berserah pada Tuhan, terutama ketika kejadian yang tidak mengenakkan terjadi. Padahal, seringkali dalam banyak hal Tuhan memperlihatkan pelangi kasih-Nya, tak pernah berhenti, bahkan sehabis “hujan”, pelangi kasih-Nya tampak begitu indah.
Selengkapnya...
Thursday, November 27, 2008
BLAKANIS
Buku yang menarik, dari cover-nya. Ya meskipun ada pepatah "don't judge a book by it's cover"...jujur, saya kadang kala tertarik pada sebuah buku karena cover-nya yang memikat mata. Arswendo Atmowiloto sang penulis buku ini pun memberikan daya tarik tersendiri bagi saya. Meskipun, sekali lagi..don't judge a book by it's Author :D
Setelah membaca cuplikan buku ini, baru saya sadar judulnya diambil dari bahasa jawa.. "blaka".
Alur cerita dipaparkan dari berbagai sudut pandang para pelakon utama dalam buku ini, yang semuanya menceritakan pengalaman maupun pandangan mereka dalam menganut "blakanis".
Lakon utama diperankan oleh seorang pria yang menyebut dirinya sebagai Ki Blaka.
Nama aslinya Wakiman, usia diduga mendekati 60th. Mengaku berdarah bangsawan, dan mengaku pernah mendaftar masuk angkatan laut. Di suatu pemukiman, Ki Blaka datang dan menetap, mengenalkan diri pada warga, mengundang warga datang dan mengajak mengobrol warga. Ketika mengobrol, Ki Blaka mengajak orang-orang untuk menjawab pertanyaan dengan jujur dan sebaliknya, Ki Blaka akan menjawab dengan jujur semua pertanyaan yang diajukan padanya. Semakin lama peserta ngobrol makin banyak dan menjadi rutin dilakukan. Pemukimannya lalu dikenal dengan Kampung Blakan dan orang-orang yang menghadari acara lalu mengikuti pandangan Ki Blaka ini, menyebut dirinya dengan Blakanis.
Ada tokoh Emak, yang sebenarnya adalah seorang suster bernama Emmanuella. Suster Emak tertarik pada Ki Blaka dan banyak membantunya. Suster Emak pun sempat bimbang, apakah benar ia terpanggil?
Lalu ada pula tokoh Ai, berumur 25th, cantik, istri seorang yang kaya dan terkenal, memiliki 1 anak, pernah menjadi model iklan. Ai inilah yang mempopulerkan kebiasaan “adus Ai”, ritual mandi telanjang di sungai sebelum mengikuti pertemuan para blakanis.
Novel dengan 4 bagian ini, diawal dengan cerita dari sudut pandangan Mareto, intel polisi yang dipecat dan aktif dalam kegiatan kampung Blakan. Ketika kampung blakan dan kegiatan blakanis terancam oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan, Mareto merasa membunuh Ki Blaka adalah tugasnya, untuk menolong Ki Blaka sendiri. Karena menurutnya, hanya kematian yang bisa menjadi penyelamat hidup.
Ketika makin banyak orang dari berbagai tempat dan kalangan yang mengikuti kegiatan blaka ini, termasuk pejabat pemerintah yang jujur mengatakan tentang korupsi yang dilakukan dan siapa saja yang terlibat, maka ini keberadaan Ki Blaka dan kampung Blakan menjadi ancaman bagi orang-orang tertentu yang lalu berniat melenyapkan Ki Blaka dan kampung Blakan.
Mengikuti alur novel ini mungkin sedikit rumit, karena bukan diceritakan berdasarkan runtutan waktu. Tapi lebih ditekankan pada penceritaan oleh tokoh-tokoh utama, ditambah dengan tokoh-tokoh tambahan lain yang merupakan pengunjung kampung Blakan.
Pelakonan para tokoh cukup bervariasi, berasal dari berbagai macam latar belakang sosial dan profesi.
Yang menarik sesungguhnya adalah ide cerita.
Pembaca dibawa untuk membayangkan suatu pandangan yang dianut oleh seorang Ki Blaka yang kemudian menyebar ke beberapa orang, lalu melanda berbagai daerah sampai akhirnya terbayang suatu negara "blakanis".
Mungkin ini menyuarakan pesan tersendiri dari Sang Penulis.
Dengan cukup piawai, penulis mencoba menyentuh berbagai kalangan, fenomena atau bahkan ritual-ritual yang terjadi di negeri ini.
NILAI-NILAI
Saya sendiri, berulangkali menandai setiap kalimat yang menyentuh dan membuat saya berpikir ulang, atau bahkan menengok ulang serta membandingkan dengan kehidupan nyata.
Kejujuran itu seperti bernapas.
Kita tak perlu belajar terlebih dahulu, tak perlu mengatur bagaimana memulainya. Sangat sederhana, semua juga bisa melakukannya.
Memang demikian seharusnya, tapi nyatanya, sulit sekali melakukan kejujuran. Seringkali kita mati-matian menutupi siapa diri kita sesungguhnya, Jaim (jaga image) dsb.
Dalam salah satu percakapan, intinya, mengapa orang dengan mudah mengatakan percaya pada Tuhan namun tidak hidup jujur? “Kalau kepada Tuhan kita tak berani jujur, apalagi kepada sesama manusia.”
Kejujuran tidak menghapus dosa
Seorang yang mencuri motor, tidak dengan sendirinya menjadi bebas dari tuntutan karena ia berkata jujur. Ia tetap melakukan kesalahan dan ada penyelesaiannya sendiri. Kejujuran bukan berarti menjadi sakti. Kejujuran tidak dapat menghapus dosa, tapi dapat meringankan beban.
Seringkali, ketika berkata jujur, kita beranggapan semua kesalahan atau dosa menjadi hilang begitu saja. Berkata benar dan bertobat adalah satu hal, namun setiap perbuatan dosa, pasti ada perhitungannya sendiri, dan Tuhan Sang Hakim Agung yang berhak menghitungnya.
Klop
Dalam satu kesempatan, Ki Blak bercakap-cakap dengan seorang anak muda pengunjung kampung Blakan. Wahyu Ariotomo, seorang sarjana yang akan di wisuda, namun sebatang kara dan sedang berusaha keras untuk menemukan seorang “ibu” untuk mendampingi acara wisudanya. Yang lalu secara kebetulan, bertemu dengan Lola (Ola), wanita 42 tahun yang pergi ke kampung Blakan bersama 4 sahabatnya. Lola, mantan pelacur yang dinikahi pelanggannya, namun ditinggal kawin lagi, kemudian menjadi mucikari. Menemukan “pencerahan” di kampung Blakan, termasuk bertemu dengan Wahyu yang “menyewanya” untuk berperan sebagai ibu. Nasehat Ki Blaka pada Wahyu yang sudah hampir putus asa waktu itu adalah :
“Sebenarnya sederhana saja. Kamu mencari seseorang untuk menjadi ibu kandung kamu, dan banyak sekali ibu kandung yang juga mencari anak-anaknya. Kalau bisa ketemu, itu namanya klop. Kalau tidak, ya barangkali belum. Terus dicari.
Sederhana itu begini. Saya sakit kepala, diberi obat sakit kepala. Itu klop. Saya butuh uang, ada yang mau memberi utang. Itu klop. Tapi kalau belum klop, segalanya menjadi susah. Saya sakit kepala, dapat obat sakit jantung, kan tidak memberikan hasil.
Contoh lain yang diberikan Ki Blaka, tentang Keris Pusaka. Kalau pembelinya bukan penggemar keris atau barang antik, ya tidak mau membeli, atau membeli dengan harga murah. Bukan berarti keris pusaka itu tidak berharga, bukannya dunia tidak mau membayar, bukannya tak ada penghargaan untuk itu, melainkan perlu ada orang atau waktu yang tepat.
“Kalau kamu perempuan, sedang hamil, ngidam durian, diberi nangka, tentu tak mau menerima. Bukan durian lebih bagus dari nanga,atau sebaliknya, melainkan mana yang klop.
Seringkali, daripada menunggu yang “klop”, kita terburu-buru menerima yang tidak klop atau kurang klop, atau kita memaksa untuk menganggap klop atau meng-klop kan sesuatu??
Catatan dalam hati
Pada suatu percakapan antara Suster Emak dan Ai, Emak berkata,
“Ai, sejauh yang saya tahu, kalau kita blaka, tidak berarti memperlihatkan payudara kita. Atau mengatakan apa yang pernah kita dustakan. Kalau kita takut berdusta, kita tak usah menjawab pertanyaan yang diajukan. Tidak usah menjawab dengan kata-kata. Cukup menjadi catatan dalam hati kita.”
Sesungguhnya, kejujuran bukanlah hal yang mudah di jaman sekarang ini. Pun bila kita mau memulai untuk hidup jujur, apakah kita perlu mengakui semua ketidakjujuran yang pernah kita perbuat sejak kita lahir?
Seperti apa yang Ki Blaka katakan, “Saya bisa saja mengatakan, mulai sekarang saja kita jujur. Tak usah menanyakan masa lampau... atau yang akan datang. Kejujuran tidak bisa disekat mulai tahun 2000 atau 2007 saja.”
Namun bagaimana dengan rumah tangga yang hancur berantakan, karena kejujuran yang dilakukan? Yah, benar, seringkali, tanpa bermaksud jahat pun, kita bisa menjadi jahat.
Ungkapan Arswendo melalui Ki Blaka ini, memang patut kita renungkan. Banyak hal dan kejadian yang saya alami, lihat maupun dengar, dimana, niat baik seseorang, ternyata tidak berakhir dengan kebaikan. Maksud hati menolong orang, ternyata malah jadi menyusahkan orang.
Ya, tentunya, kejujuran haruslah diletakkan pada “tempat”nya.
Kejujuran bukan senjata untuk menghakimi, mengutuk, menista, atau mencari kejelekan. Juga bukan untuk mencari kemenangan.
Saya jadi teringat pesan Babe Benyamin pada si Doel anaknya, dalam sinetron Si Doel Anak Betawi...”Doel, Hidup tuh mesti jujur...jujur...jujur...kalo lo ga jujur, bakalan ancur....”
Tapi kok hari gini, lebih sering terkesan hidup jadi ancur justru karena jujur yaaak?
Hmmm....mungkin norma-norma dunia memang lagi terbalik.
Saturday, November 22, 2008
K I S S

Sabtu tgl 15 November kemarin, saya harus menghadapi ujian Sertifikasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Ujian ini sebenarnya udah saya ketahui jadwalnya 1 bulan yang lalu. Namun deraan pekerjaan yang terkadang datang tak diundang, tapi pulang minta diantar, membuat saya tidak memiliki waktu untuk membuka-buka handout atau berlatih soal.
Saya berniat setelah kesibukan sedikit mereda, kira-kira 1 minggu sebelum ujian, saya belajar dengan serius. Rasanya, waktu 1 minggu cukuplah kalau diiringi dengan niat yang teguh dan doa yang tulus..hehehe.
Namun kembali terjadi hal yang tidak terduga yang sangat menguras tenaga dan pikiran, sehingga, totally selama 1 minggu itu saya dengan sukses, gagal menjejalkan materi ujian ke dalam otak saya.
Sempat seorang sahabat menyapa saya melalui YM, dan saya bercerita bahwa saya sedang sangat malaaaas untuk belajar. Lalu sahabat saya bertanya, ujian apa? Saya menjawab, yah..ujian yang berbau-bau me-manage resiko. Lalu, spontan sahabat saya berkata, “Nah...udah tahu dong berarti..apa resikonya kalau males belajar???”
DHUUEEEENGGGG....................
Walah, otak saya seperti dipukul pake palu besi raksasa.....Huaahahaha.
Bener-bener sindiran yang muaaanjuuuur.....
Tapi apa daya, masalah menyebalkan yang terjadi di minggu saya harus menghadapi ujian itu, benar-benar menyebalkan, karena saya menjadi tidak dapat berkonsentrasi sama sekali.
Dan saya bertambah sebal, karena biasanya saya orang yang easy going, sehingga jarang terpengaruh suatu masalah secara berlarut-larut. Emang sih belum lama banget masalahnya, tapi saya tidak punya waktu sama sekali untuk memikirkan masalah itu, mengambil sikap dan menuntaskannya. Karena saya hanya punya waktu sedikit sekali untuk belajar, sementara siang hari saya tetap harus bekerja.
Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengambil cuti dari kantor selama 1 hari. Baru kali ini saya benar-benar merasa cemas. Tahun lalu, waktu saya mengambil ujian yang sama, namun untuk level 1 nya, saya tidak merasa cemas sama sekali, meskipun waktu itu “ketidakberuntungan” juga menerpa saya, karena satu hari sebelum ujian, saya jatuh dari motor ketika hujan dan dengan nyaman, knalpot motor mendarat di betis sebelah kanan saya, yang lalu pada malam harinya membuat badan saya meriang ngga karuan :D
Tapi kali ini, saya benar-benar cemas. Saya merasa terancam tidak lulus, apalagi setelah saya mencoba untuk mengerjakan 1 tipe soal latihan dan blaaaasss......saya tidak bisa sama sekali. Semua yang pernah saya baca seperti menguap begitu saja dan tidak nyantol sama sekali dipikiran saya. Tidak lulus memang bisa mengulang, tapi saya rasanya tidak sanggup menanggung malu kalau sampai tidak lulus.....benar-banar tak terbayangkan...seluruh kantor akan mengetahuinya...Fiuuuuhhh... OEMJI....
Dan ketika cuti itu, saya berusaha meng-“OFF”-kan pikiran saya terhadap masalah yang ngga penting itu (*nggak penting tapi kok menganggu amat yaak..*)
Lalu saya berkata dengan nada keras pada diri saya sendiri... KISS...KEEP IT SIMPLE, STUPID !!!
Gitu aja kok repot, kenapa juga dibuat susah, toh masalahnya dah selesai, lebih baik, buka tong sampah dan lempar tuh masalah ke tong sampah, tutup, kalau perlu tungguin tuh truk sampah dan pastiin tuh sampah diangkut ke Bantargebang....beressss dah.
Jadi selama 2 hari tersisa sebelum ujian, semboyan itu saya dengungkan terus di kepala saya...
K – I – S – S .....KEEP IT SIMPLE, STUPID ! :D
Lumayan berhasil meracuni pikiran saya ternyata...hehehe.
Sekarang tinggal menanti saat pengumuman kelulusan 1 minggu lagi...
Wismilaaak....
Monday, November 10, 2008
Share a status message....
Tentunya rekan-rekan yang terbiasa menggunakan Yahoo!Messenger sebagai alat komunikasi, mengenal dengan baik kalimat di atas. Yuuup…salah satu feature YM adalah Status Message.
Entah karena saya lagi sensi atau justru teman saya yang sensi, Status YM kok bikin jadi runyam yak..
Begini ceritanya. Sudah cukup lama saya ngga online YM dan kalau pun online, biasanya saya akan invisible.
Nah sore hari itu, saya online (teteuup invisible :D ) dan seperti biasa, melihat di daftar YM, siapa saja yang online. Terlihat ID teman yang cukup dekat dengan saya, online (dengan stat : I don’t want to do this anymore)
Sejujurnya, saya adalah orang yang tidak suka mencampuri urusan orang lain, dengan arti kata, saya sangat-sangat benci kalau sampai ada yang bilang saya kepo (mau tauuuu ajaa urusan orang…-red). Bener-bener pantang bagi saya kalau sampai ada yang mengatakannya.
Tapi saat itu, karena teman saya itu cukup dekat dengan saya, sebut saja “A”…saya bertanya kepadanya.
Saya : do what?
Saya : :D
A : mau tau aje
(wakkksss…..alarm berbunyi…darah bergeAlak dan suhu mulai memanas. Padahal dengan niatan baik saya menyempatkan diri untuk menyapanya karena kuatir kalau-kalau ada sesuatu dengan dirinya)
Saya : gue cuma nanya...
Saya : klo ga mau ngasih tau ya udah
A : idihhhh
A : masalah keluarga kok
(dalam hati saya : kalau masalah keluarga, kan bisa tinggal jawab : ini masalah keluarga kok. Gak perlu dong mengeluarkan kata-kata yang saya benci itu)
Alhasil, setelah berusaha keras untuk tidak terpancing emosi, saya sedikit gagal juga. Tidak beberapa lama, teman saya itu menyuruh saya belajar, karena dia tau ada ujian yang harus saya ikuti tidak lama lagi.
A : belajarrrrrrrrrr
A : jangan chatting :P
Saya : mau belajar kek...mau maen kek.. mo chatting kek...
Saya : terserah gue donk
A : idih
A : elo lagi kenapa sih?
(mikir sesaat mau jawab apa)
Akhirnya akal sehat menang juga.
Saya : lagi chatting
A : ya udah
A : gue invi
Saya : yoi..
A : eh…..
A : nomor rekening BCA lo sms ke Halo gue dunk
A : gue mau transfer yg 20rb krmn
A : kmrn
Saya : 20rb apaan?
A : eh 200rb
Saya : ooh...
Saya : dah gampang deh.. nti waktu ketemuan aja
A : nanti ingetin gue yak
Saya : sipp...
Akhirnya chatting-an saya dan A berakhir hari itu.
Satu pelajaran yang saya tarik dari peristiwa itu. Saya jadi takut untuk menanyakan kepada seseorang tentang Status YM-nya.
Sebelumnya saya berasumsi, kalau seseorang memasang status YM, maka orang tersebut sedang mengekspresikan sesuatu, bisa suasana hati atau ingin menyampaikan sesuatu pada orang lain atau seseorang. Dan berarti orang tersebut sudah siap dengan resiko kalau ada orang yang menanyakan status YM-nya. Karena bagi saya, kalau saya tidak ingin orang lain bertanya-tanya, maka saya tidak akan memasang status YM apapun.
Namun sore hari itu saya mendapat pelajaran, saya tidak akan menanyakan apapun sehubungan status YM, kecuali saya yakin 100% bahwa status YM itu untuk saya…misalnya : jelas ditulis nama saya di stat itu. (hehehe…to the point bangeeeet yaaak)
Yah…gitu deh.
Emang gara-gara status YM, membuat jadi bad mood aja.
Selengkapnya...
Thursday, November 6, 2008
GO - Generation Obama
- Barack Obama, Election Night 2008
Sepertinya statement Barack Obama itu benar adanya. Bukan hanya anggota Partai Demokrat yang memiliki kemenangan itu, tapi seluruh pendukung Obama yang tersebar di seluruh dunia. Banyaknya tempat yang pernah menjadi tempat Obama bermukim juga telah membuat banyak orang merasa “memiliki” Obama. Termasuk Indonesia yang pernah menjadi tempat tinggal Obama kecil.
Ada seorang Bapak pegawai kantor saya yang merupakan “fans berat” Obama. Dari sejak pencalonan Obama, beliau dengan rajin mengikuti setiap perkembangan. Sampai akhirnya, setelah kemenangan Obama, beliau seperti turut merayakan kemenangannya. Dan seneeengnyaaa….kita-kita kecipratan juga. Beliau mentraktir semua orang di bagian saya dengan Nasi Padang lengkap….hehehehe….
Yuuup…beliau mentraktir atas kemenangan Obama. Saya benar-benar mengalami sendiri, kalau gelombang euphoria kemenangan Obama ini terasa sampai kemana-mana.
Seperti harapan semua pendukung Obama, kiranya karya nyata Obama nantinya sungguh dapat dirasakan, tidak hanya oleh warga Amerika, tapi juga mampu membawa angin segar perubahan baik politik maupun ekonomi dunia. Banyak harapan, banyak sandaran dan banyak mimpi yang dikalung bagi Obama dalam kemenangannya ini. Obama tetaplah Obama, manusia biasa ciptaan Tuhan yang mungkin dikaruniai kemampuan yang luar biasa, namun, tetaplah Obama membutuhkan dukungan dalam melaksanakan tugasnya, karena Obama bukanlah Superman
I’m asking you to believe. Not just in my ability to bring about real change in Washington…
I’m asking you to believe in yours.
- Obama
Wednesday, June 11, 2008
There's Good in Everyone
Kejadian yang saya alami Senin malam, membuat saya benar-benar bersyukur dan membuktikan bahwa, orang-orang baik itu ada dimana-mana. Dan ini merupakan kejadian serupa yang kedua kalinya.
Senin malam itu, saya bertemu dengan seorang teman saya di Senayan City Mall, setelah menemukan tempat yang nyaman untuk mengobrol dan mengerjakan sesuatu, kami memesan makanan dan minuman dan memulai obrolan kami.
Malam itu, memang kondisi saya sedikit kurang baik, karena sore hari mendadak saya merasa meriang, kaki dan tangan dingin, seperti masuk angin. Akhirnya, setelah duduk beberapa lama, saya pamit kepada teman saya untuk membeli minyak kayu putih, karena merasa perut saya sangat tidak nyaman. Segera setelah membeli minyak kayu putih, saya menuju ke rest room. Saya menaruh dompet saya, dibagian belakang dari toilet duduk di sana, meskipun sempat terlintas dalam pikiran saya, bahwa saya bisa lupa untuk mengambilnya kembali.
Setelah selesai, saya kembali ke tempat dimana teman saya berada, lalu duduk dan menenangkan diri sebentar untuk mengurangi rasa tidak ada dengan memejamkan mata sejenak.
Entah bagaimana, ketika memejamkan mata sejenak, saya seperti bermimpi, atau mungkin pikiran saya yang melayang. Tiba-tiba saya seperti mengingat, apakah tadi ketika hendak membeli minyak kayu putih, saya membawa dompet atau hanya mengambil uang ala kadarnya dari dompet? Tapi saya lalu teringat kalau ketika membayar di kasir, saya membuka dompet. Seketika itu juga saya terbangun dan segera memeriksa semua saku jaket saya, dan saya tidak menemukan dompet saya sama sekali.
Otomatis, saya pamit pada teman saya dan singkat mengatakan, “Dompet gue ketinggalan di rest room!”, sambil mengambil langkah seribu.
Dalam hitungan kurang dari 3 menit, saya sudah tiba di rest room dan langsung menuju bilik di mana tadi saya masuk, dan saya tidak melihat dompet saya di tempatnya semula. Saat itu juga saya langsung bertanya pada petugas yang menjaga saat itu, dan petugas itu langsung mengeluarkan dompet saya. Ahhh….Puji Tuhan, legaaaa sekali rasanya. Membayangkan kehilangan dompet saya yang berisi semua kartu ATM, KTP, kartu kredit dsb, saya merasa demam saya bertambah parah. Saya berterima kasih pada petugas tersebut dan memberikan sesuatu sebagai rasa terima kasih saya yang nilainya jauuh dibawah nilai dari seluruh isi dompet saya dan kerepotan yang bisa ditimbulkan bila saya kehilangan dompet saya.
Sebelumnya saya sudah sempat putus asa, karena sempat terpikir oleh saya, tipis harapannya bila ada orang lain yang masuk setelah saya keluar dari bilik rest room itu dan mengambil dompet saya. Namun setelah mengalami, bahwa orang baik itu ada dimana-mana, saya berpikir, kemungkinan juga, orang yang masuk setelah saya, menemukan dompet saya dan menyerahkannya pada petugas. Intinya saya bersyukur sekali. Kira-kira 3 atau 4 tahun yang lalu, saya juga mengalami kejadian serupa, handphone saya tertinggal di taksi. Dan saya tidak menyadarinya, sampai ada yang menelpon saya dan mengatakan bahwa orang yang menemukan handphone saya, menelponnya dari handphone saya. Dan penumpang yang naik setelah saya itu, menyerahkan handphone itu kepada supir taksi untuk diantarkan kembali kepada saya. Dan sang supir taksipun langsung mengantarkannya ke kantor saya, setelah beliau selesai mengantarkan penumpangnya. Meskipun memang, pada akhirnya, handphone saya itu hilang juga karena dicopet ketika saya hendak naik bus Damri dari Bogor ke Jakarta…(yah, dah nasibnya tuh handphone kali….hehehe)
Yah, di ibukota yang seringkali membuat kita berpikir bahwa, kejahatan ada di mana-mana, terkadang sudah membuat kita berpikiran negative. Beberapa media massa yang mengkhususkan dirinya pada pemberitaan mengenai kejahatan-kejahatan di Ibukota juga sudah memicu kita secara tidak sadar untuk memiliki ketakutan akan seramnya Ibukota ini.
Bagaimanapun juga, waspada tetaplah dikumandangkan, namun, tidak berpikiran negative terhadap semua orang juga perlu ditanamkan.“No one is entirely good or evil”
Selengkapnya...
Sunday, June 1, 2008
Belajar pada Bambu

Bambu merupakan tumbuhan klasifikasi kelas Liliopsida, ordo Poales, familia Poaceae, subfamilia Bambusoideae, rumpun Bambusodae. Waaah…kok jadi pelajaran biologi yaak… . Di Cina bambu melambangkan umur panjang, sementara di India melambangkan persahabatan. Budaya-budaya di negeri Jepang, Korea dan Tiongkok menjunjung keistimewaan, keindahan dan kegunaan pohon bambu. Dalam seni lukis, bambu adalah lambang estetika, sedangkan dalam filsafat, bambu adalah lambang ketahanan. Rongga kosong pada bambu, dalam agama Kung Fu Tse merupakan lambang pengosongan dan pemurnian batin. Di Vietnam, bambu dijadikan simbol kerja keras, kesatuan dan kemampuan adaptasi. Di Vietnam terdapat pepatah ” ketika bambu tua, maka tunas baru akan muncul” ini berarti bahwa bangsa Vietnam tak akan pernah binasa, ketika generasi tua mati, maka muncul generasi yang lebih muda untuk menggantikannya.
Terlepas dari mitos yang seringkali saya dengar, bahwa tidak baik menanam pohon bambu di halaman rumah, karena ada “penunggu”-nya, pohon bambu adalah pohon yang menggagumkan. Bukankah sangat jarang sekali kita mendengar bambu tumbang atau patah batangnya karena diterpa badai atau angin topan? Mengapa? Karena akar yang dalam? Rasanya tidak, akar pohon beringin lebih kuat selain menghujam kedalam tanah, akar serabutnya juga menjalar disekililingnya. Atau karena batang bambu lebih kuat? Bukan juga rasanya ! Pohon jati jauh lebih kuat.
Apa rahasia sang bambu ini?
Coba kita perhatikan, apa yang terjadi saat bambu diterpa angin kencang. Rumpun bambu akan menunduk dan merunduk, mengikuti terpaan angin, membiarkan dirinya mengikuti arahan angin. Bahkan, sifat lenturnya sanggup membuatnya melengkung. Tidak seperti pohon-pohon lain yang berdiri kaku dan tegak, seperti menantang kekuatan angin, yang seringkali mengakibatkan ranting dan batangnya menjadi patah. Sifat lentur pula yang mengembalikan bambu pada sikap tegaknya setelah badai usai.
Sepanjang hidup kita, seringkali persoalan, kesulitan dan penderitaan datang menerpa. Terkadang datang bagaikan angin semilir, namun lebih sering datang sebagai angin kencang, sebagai badai. Ketika angin kencang itu datang, otomatis kita bertahan, bahkan seringkali kita bertahan dengan cara melawan dan menantangnya. Lama kelamaan, hanya kelelahan yang didapat dan yang lebih parah, kita patah atau tumbang. Lalu, apa yang sah dengan sikap bertahan? Apakah kita harus menyerah? Tidak ada yang salah dengan sikap bertahan, hanya cara dalam bertahan itu yang penting. Bambu tidak pernah menyerah pada angin, ia justru bertahan. Akarnya tetap berpijak, bahkan menjadi semakin dalam. Badai justru membuat bambu menjadi lebih kuat.
Di Hiroshima dan Nagasaki, setelah luluh lantak oleh bom atom, bambulah yang tumbuh untuk pertama kalinya sebagai tumbuhan pioner. Kembali bambu mengajarkan kita bahwa dimanapun kita berada, sesulit apapun keadaan, tak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tak ada alasan untuk berlama-lama terpuruk dalam keterbatasan, karena bagaimanapun, pertumbuhan diawali dengan kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
Sifat lentur yang sanggup melengkungkan diri adalah rahasia untuk bertahan.
Sunday, May 25, 2008
Healing A Broken Heart
Beep beep… sebuah pesan masuk ke Hp, ternyata dari salah satu sahabat, sebut saja Cindy.
Pesan itu berbunyi, “Rey ngajak gue nonton. Gimana ya, terima ngga? Kalo buat having fun aja sih oke, tapi gue takut ada efeknya buat gue”.
Refleks, saya menekan tombol reply dan langsung mengetik cepat pada keypad Hp, “Terserah lo aja. Cuma lo yang tau, ada efeknya atau enggak buat hati lo”… send.
Hhhhh….saya hanya bisa menghela napas panjang.
Saya ingat terakhir kali Cindy bercerita pada saya tentang kisah cintanya kira-kira sekitar bulan Oktober 2007. Saat itu untuk pertama kalinya dia mengakui bahwa dia sedang dalam dilema. Dia jatuh cinta pada rekan sekantornya, Rey. Lalu, apa yang salah sehingga dia mengalami dilema?
Rey adalah pria single, tapi…”not available”, dengan kata lain, Rey sudah memiliki pacar dan sudah menjalin hubungan selama kurang lebih 4 tahun, dan sedang dalam tahap menuju ke jenjang pernikahan. Namun, Cindy dan Rey mengakui bahwa kedekatan mereka bukan sekedar teman biasa, ada perasaan lain yang mulai tumbuh diantara mereka….cinta.
“Gue takut karma”, Cindy menjelaskan mengapa dia dilema. “Dan gue, ga mau merusak hubungan orang lain”, lanjutnya.
“Tapi sulit sekali menghentikan perasaan ini, gue nyaman dan menikmati saat-saat bersama dia.”
“Hhhhh…….” Cindy menghela napasnya.
Yah…Cindy dan Rey menjadi dekat awalnya karena tugas kantor yang membuat mereka sering bersama. Ditambah dengan kos mereka yang berdekatan dan membuat mereka seringkali pulang bareng, lalu dilanjutkan dengan ngobrol di kos Cindy berjam-jam. Terkadang, pada hari-hari kerja, mereka nonton atau jalan bersama. Namun, pada waktu weekend, Cindy menghabiskan waktunya sendirian, sedangkan Rey kembali menunaikan perannya sebagai pacar kekasihnya.
Ironis sekali.
Pada waktu itu, saya bertanya pada Cindy…apakah Rey mengakui bahwa dia pun memiliki perasaan yang sama terhadap Cindy?
Dan pada waktu itu Cindy mengatakan Rey mengakuinya. Namun, Rey adalah seorang pria yang sangat-sangat baik menurut Cindy, sehingga dia tidak akan pernah tega memutuskan kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 4 tahun.
Namun, Rey juga tidak bisa bersikap sebagai teman biasa terhadap Cindy.
Halah….halah…..ribet banget yaaaa…… Mau nya apa sih yaaaa……
Akhirnya saya memberikan pandangan saya (yang dianggap ekstrem oleh Cindy…hahaha)
Saya hanya mengatakan, sebenarnya, saya setuju pepatah, “Sebelum janur kuning melengkung, masih milik umum.” Saya tau, bagi sebagian besar orang, hal ini bisa dihujat, karena menyakiti hati / perasaan orang lain. Sebenarnya, tidak ada seorang pun yang ingin dikhianati, meskipun masih dalam tahap berpacaran.
Saya menjelaskan kepada Cindy, mengapa saya menyetujui pepatah itu.
Saya mengatakan kepada Cindy, “Sekarang mari kita coba pikirkan. Lo cinta Rey, dan Rey pun mengakui jatuh cinta sama lo, betul kan?” Cindy mengangguk tanda mengiyakan.
“Nah, seharusnya, kalian berdua bahagia.”
“Tapi, kalian berdua mengorbankan kebahagiaan itu…dengan alasan tidak ingin menyakiti kekasih Rey.”
“It’s okay, tujuan yang mulia, karena dengan demikian, dari 3 orang yg terlibat, meskipun ada 2 org yg tidak bahagia, namun 1 orang bahagia.”
Cindy tersenyum.
“Pertanyaannya selanjutnya Cin…. Kamu yakin, pacarnya Rey akan tetap bahagia kalau seandainya nanti mereka jadi menikah?”
“Yeah…why not?” Ada nada bingung dalam suara Cindy.
“Hmm….kalau begitu, mari kita berharap, Rey sungguh-sungguh dapat melupakan lo dalam hidupnya di masa depan.” Saya terdiam sejenak, lalu dengan pelan berkata,”Karena bila tidak, maka dari 3 org yang terlibat tadi…semuanya tidak ada yang berbahagai pada akhirnya.”
Saya mengingat dengan jelas…obrolan kami malam itu berakhir dengan komitmen Cindy untuk mengajak Rey bicara secara serius tentang kelanjutan hubungan mereka. Dan apabila Rey memilih untuk tetap bersama kekasihnya, maka Cindy memutuskan untuk mengatakan pada Rey bahwa dia tidak ingin menjalin kontak lagi dengan Rey diluar hubungan sebagai rekan kerja.
Hhhhh….dari ingatan masa lalu, pikiran saya kembali ke masa kini.
Setahu saya, Rey akhirnya memutuskan untuk tetap bersama kekasihnya. Sedangkan antara Cindy dan Rey, setelah dengan berdarah-darah dan bolak balik diem, terus bicara lagi..diem lagi..bicara lagi…masing-masing rasanya tidak mampu untuk memisahkan diri satu sama lain.
Minggu lalu, saya ingat dengan jelas, ketika secara tidak sengaja, saya memperhatikan Cindy dari meja kerja. Dan bahasa tubuhnya saat itu menunjukkan kegundahan hatinya dan dari layar komputernya, terlihat jendala Yahoo Messenger. Hmm…saya tau, dia pasti sedang chatting dengan Rey.
Setelah saya bertanya, “What’s up pal?”
Cindy menjawab cepat melalui Yahoo Messenger, yang intinya, dia sudah sampai pada taraf tidak mampu lagi dan memutuskan untuk berhubungan sama sekali dengan Rey, meskipun Rey marah atau tidak setuju dan tetap mencoba untuk menghubunginya.
Saat itu saya hanya mengatakan secara singkat, “Guud…”
Tapiiii…..lhaaa…kok sekarang ya masih bingung mau terima ajakan nonton atau ngga..??!@##$??
Hmmm, saya setuju pendapat yang seringkali mengatakan, “Kalau udah urusan hati…perasaan….suuusssyyyaaaahhhh deh.”
Yup…bener banget.
Sebenarnya, kadangkala kita terlalu mengasihani diri sendiri…senang berada dalam “penyiksaan”, terpuruk dalam “kubangan” kesedihan dan “menikmati” penderitaan.
Tidak tegas terhadap diri sendiri?
Mungkin iya.
Kepada seorang teman yang pernah curhat dan menceritakan kisahnya mengalami “hati yang luka”, saya pernah berkata, “Sebenarnya, dalam mengobati luka, ada 2 cara.”
“Yang pertama, diamputasi…dan yang kedua, diobati secara intensif.”
Cara pengobatan yang bagaimana yang harus ditempuh, tergantung dari kondisi dan situasi.
Kalau memang luka akan membahayakan bila tidak diamputasi..maka, amputasilah jalan terbaik.
Sebaliknya, bila dapat diobati, maka lakukan pengobatan secara intensif.
Adakalanya, dalam mengalami “luka hati”, tersedia pilihan : “amputasi” atau “obati secara perlahan-lahan”.
Amputasi adalah cara yang terlihat “mengerikan” dan “tidak dikehendaki”
Amputasi akan menimbulkan rasa sakit sekali, lalu selesai. Resikonya adalah, tentunya ada yang “hilang”. Dan kehilangan ini tetap akan membuat hati kita tidak akan pernah sama seperti dulu lagi. Namun hal-hal dari luka tersebut yang mungkin di waktu yg akan datang akan “membahayakan” hati kita sudah di buang sama sekali.
Sanggupkah kita sungguh-sungguh “meninggalkan” hal-hal yang pernah menjadi kenangan indah yang kemudian melukai hati kita? Tidak berhubungan sama sekali dengan orang yang pernah atau bahkan mungkin masih kita cintai?
Cara kedua, mengobati secara perlahan-lahan.
Luka yang diobati secara perlahan-lahan, jelas membutuhkan kesabaran dan ketahanan yang luar biasa.
Setiap kali diobati...rasa sakit akan masih terus terasa berulang-ulang, sampai lama kelamaan berkurang dan menjadi sembuh.
Membutuhkan kesabaran, karena kita harus menyembuhkan luka hati dengan perlahan-lahan.
Butuh ketahanan, karena kita masih bersama-sama dengan penyebab luka tersebut.
Terus bersama-sama dengan orang yang pernah atau masih kita cintai sementara kita tidak dapat memilikinya adalah hal yang sangat menyakitkan.
Cara mana yang anda pilih?
Seringkali yang terjadi adalah, kita mengatakan memilih cara kedua.
Tapi…kita tidak melakukan apa-apa untuk mengobati luka.
Mengobati dilakukan dengan cara, mencari obat yang tepat, membelinya, lalu meneteskan obat itu ke luka meskipun perih, membersihkan luka bila terjadi infeksi, merawat luka, mengganti perban..terus menerus sampai luka itu sembuh.
Seringkali, meski memilih cara kedua, kita enggan meneteskan obat karena takut pada rasa perihnya.
Malas membersihkan luka, mengganti perban karena “menikmati” memiliki luka itu.
Lantas, apabila luka itu menjadi borok, menyebar kemana-mana dan memperparah hati kita….siapa yang salah dalam hal ini?
Cara manapun yang kita pilih, semuanya membutuhkan komitmen kita, baik dalam menjalani maupun menanggung resikonya.
Anyway… It takes a minute to like someone, and hour to love someone, but to forget someone takes a life time.
If someone you love hurts you cry a river, build a bridge, and get over it.
Selengkapnya...
Friday, May 9, 2008
Bubbyee...Rasta Boy....
American Idol Season 7 menyisakan 3 finalis : Syesha Mercado, David Cook & David Archuleta. Dengan demikian, minggu ini yang terpaksa tersingkir adalah Jason "Rasta" Castro.
Meskipun vocal Jason bukanlah yang terbaik, dan banyak yang tidak menyangka Jason akan bertahan sampai 4 besar, saya akui Jason memiliki suara yang khas, gaya yang khas, rambut yang khas dan senyum yang khas (terkadang membuat saya tersenyum menyaksikan penampilannya).
Sangat disayangkan bila pada detik ke-20 sejak mulai bernyanyi Jason "terpeleset" dengan mengubah lirik yang seharusnya : "Hey ! Mr Tambourine Man, play a song for me, In the jingle jangle morning I'll come followin' you", menjadi "Hey ! Mr Tambourine Man, play a song for me, In the a..a..a...a..a...a.. followin' you"
Dengan gaya santainya yang khas, Jason mengubah lirik yang terlupa sehingga nyaris saya berpikir dia melakukan variasi pada lagu yang dinyanyikan..... :-)
Yah, bagaimanapun lagu Mr.Tamboriune Man-nya Bob Dylan ini memang mempunyai lirik yang cukup panjang dan cukup sulit.
Berikut Mr.Tambourine yang telah membuat Jason "terpeleset"....
Hmmmm....bagaimana pun, Jason sudah berusaha memberikan yang terbaik dan selalu tampil apa adanya.
Great Job Jason !
Always remember your favourite quote :
"In the end, it will all be ok. If it's not ok, then it's not the end!"
Selengkapnya...
Friday, May 2, 2008
Goodbye Brooke White....
Saya termasuk penggemar acara American Idol yang pada tayangan hari Rabu dan Kamis ini sudah memasuki Season 7 Top 5. Tentunya pilihan untuk menentukan siapa yang harus meninggalkan arena semakin sulit. Dari Top 5 yang tersisa : Brooke White, David Archuleta, David Cook, Jason Castro dan Syesha Mercado, semuanya memiliki kelebihan dan kekhasan masing-masing.
Hhhhh....andaikata pemenang American Idol ada 5...
Akhirnya pada pengumuman hari Kamis ini untuk Top 5, yang terpaksa keluar kali ini adalah Brooke White...hiiiiiksssss..... sediiih...
Penampilan Brooke White di Top 5 Rabu malam kemarin :
Brooke salah satu favorite saya, performance-nya mampu membawa audience,baik ketika dia bermain piano, maupun gitar, baik ketika menyanyikan lagu dengan beat yang mellow maupun riang, meskipun sebagian berkomentar vocal Brooke standar saja..bagi saya tetap saja, Brooke easy to listen and very enjoying... :-)
Awalnya setelah melihat performance dari para Top 5 minggu ini, saya menduga Jason yang akan tersingkir, meskipun saya juga menyukai suara dan gayanya yang unik...
Yah bagaimanapun...ajang perlombaan seperti ini memang harus menyisihkan para calon jawara dan hanya menyisakan 1 jawara.
Berikut penampilan Brooke di Top 12 yang sempat mengaduk-aduk emosi audience dengan Lagu Let it Be -nya The Beatles.
So...it's time to Let you go Brooke....
Goodbye Brooke "the Nanny"...
keep on singing...I'm waiting for your CD to come out.. :-)
Selengkapnya...
Wednesday, April 23, 2008
Believe it or Not...??!!
Kemarin malam, saya dan beberapa teman kantor benar-benar mengalami kejadian yang sulit dipercaya.
Believe it or not, semalam, kami makan di 4 counter makanan di Senayan City dengan total pembelanjaan sebanyak Rp 800rb (kira-kira Rp 200rb/counter) dengan hanya membayar total Rp 6.500.
Yup, anda tidak salah membaca : ENAM RIBU LIMA RATUS RUPIAH booooo………………….
Fiuuh……
Kemarin malam, tanpa di rencana terlebih dahulu, salah seorang teman saya yang baru memiliki kartu kredit Touch & Go dari Bank Mandiri, mengatakan bahwa dia menerima SMS yang menginformasikan adanya promo “Makan Sepuasnya, Bayar Suka-suka”.
Dengan batasan maksimal pembelanjaan Rp 200rb, pemilik kartu dapat membayar sesukanya, dan promo hanya berlangsung pada tanggal 22 April kemarin mulai dari pukul 19.00 – 21.00 WIB.
Singkat cerita, setelah lewat jam kantor, kira-kira pukul 18.30 WIB, saya dan teman-teman kantor berjumlah 7 org, ingin membuktikan promo tersebut.
Setelah melakukan musyarawah untuk mufakat secara singkat, akhirnya kami memilih Resto Frankfuter.
Setelah memesan sana sini dan menunggu makanan disajikan, beberapa marketing dari Bank Mandiri ternyata sedang menggunakan promo yang sama…..hehehe. Dan mereka menginformasikan kepada kami bahwa, promo tidak dibatasi untuk transaksi di 1 counter saja, namun hari itu juga kami dapat menggunakan promo di 5 counter yang berbeda.
HAHHHH ????
Alhasil…. Beberapa teman kantor saya yang memang gila-gilaan, langsung menyusun rencana utk “bergerilya”.
Dan akhirnya, setelah membayar Rp 1.000 untuk billing sebesar Rp 200.000, dari Franfuter, rombongan menuju ke Jesslyn Cake. Dan disana sudah ramai pengunjung lain yang memanfaatkan promo yang sama. Waaahhh, langsung tanpa kata pengantar A..B.. C, beberapa teman kantor saya memilih roti dan kue-kue dan melakukan perhitungan cepat untuk memastikan total pembelanjaan mencapai Rp 200.000 (ga mau rugi bangeeeet yaaak…..huahahaha)
Namun, jangan salah kaprah, kami ngga lapar mataaaa kok… tapi punya niat baik… hehehe
Niatnya, sebagian dari roti dan kue, akan dibagikan untuk teman-teman kantor yang lain besoknya dan dengan niat memberikan sebagian pada anak jalanan dalam perjalanan pulang…
Tunggu….petualangan belum berakhir :D
Dari Jesslyn Cake, setelah membayar Rp 3.500 untuk billing sebesar Rp 200.000, rombongan menuju ke Food Court lt.5 Senayan City dan Kepala Suku (hahaha….ini teman kantor saya yg paling lucuuu deh dan punya usus sampe jempol kaki…peace ya Mr. B***N…huehehe)
Saya dan beberapa teman hanya menunggu di salah satu kursi food court dan membiarkan beberapa teman ber “gerilya”.
Dan dengan gerakan cepat, sudah berhasil bertransaksi di Mie Lekker dan kembali membayar Rp 1.000 untuk transaksi Rp 200.000….. fiuuuhh… Percaya Gak Percaya.
Sambil menunggu pesanan dari Mie Lekker, Sang Kepala Suku, sudah antri lagi di Raffel lalu sudah memesan dan bertransaksi kembali sebesar Rp 200.000 dan membayar Rp 1.000.
Ck…ck…ck……
Sempat pada saat bertransaksi di Raffel, terjadi gangguan teknis dan kebetulan ada beberapa orang Bank Mandiri yang sedang berada disana dan beliau-beliau ini langsung membantu dengan menelpon ke Card Center dan mengurus sampai masalah terselesaikan… Arigato Mas…..
Sungguh sulit dipercaya…..total transaksi :
- Frankfuter Rp 1.000
- Jesslyn Cake Rp 3.500
- Mie Lekker Rp 1.000
- Raffel Rp.1000
Total Rp 6.500 untuk transaksi Rp 800.000.
Benar-benar promosi Gila-gilaaaan…… Bravo Bank Mandiri….huehehehe….
Saya tidak dibayar oleh Bank Mandiri untuk membuat tulisan ini…hahaha… hanya ingin menceritakan kebenaran sebuah promosi yang memuaskan.
Malam itu, rombongan pulang dengan perut kenyang dan hati masih penuh tanda tanda…mimpi ga seeeeh????
Selengkapnya...
Sunday, April 20, 2008
Never Far Away
Tuhan memang tidak pernah berjanji bahwa langit akan selalu biru, bunga-bunga bertebaran disepanjang jalan kehidupan.
Tapi Tuhan menjanjikan kekuatan kepada kita utk melalui saat-saat dimana langit hujan dan kelabu, melewati jalan-jalan sulit dan berbatu.
Namun, mengapa seringkali ketika kita mulai mendapat kekuatan untuk melewati badai dan langit kelam... jalan terjal dan berbatu tajam...
saat kita mulai dapat melihat bahwa dibalik awan kelam, masih ada langit biru...
dapat melihat bahwa diantara bebatuan, masih ada sedikit bunga liar tumbuh...
kita kembali mengalami badai yg lebih hebat, bebatuan yang lebih tajam???
Bertahan…..
Mengapa seringkali sulit untuk bertahan?
Adakah Tuhan memampukan kita melewati semuanya?
Kita boleh jadi sadar bahwa Tuhan itu ada.
Tetapi, seringkali yang terjadi adalah…kita tidak ingat bahwa Tuhan itu selalu ada.
Saya seringkali mengalami hal ini.
Rasa terpuruk, menggali lubang sendiri dan
memerosokkan diri semakin dalam. Membelenggu diri dengan rantai besi.
Di awal bulan Desember ini,
Ketika hujan senantiasa membahasi bumi,
Ketika mata menatap tetes-tetes hujan di balik jendela kaca,
Ketika kepala menunduk menatap jalanan yang basah,
Saya teringat pada suatu klip dari sebuah website yang saya temukan 4 tahun yang lalu.
http://www.donghaeng.net/english/flash/flash12.htm
(please turn on your speaker)
Klip yang membuat saya tanpa terasa merasakan sesak di dada dan hangat di mata. Membuat saya kembali menyadari bahwa HIDUP ini adalah anugerah dan tugas Tuhan bagi saya.
Kesetiaan…..
Masih mampukah bertahan dengan setia, untuk menghargai anugerah dan menjalani tugas?
Ketika angin kencang menerpa, dingin meremukkan seluruh persendian,
Ketika terik matahari membakar, panas melepuhkan seluruh kulit,
Ketika tanpa terasa, airmata tidak lagi mampu mengalir,
Ketika diri tak lagi mampu berdiri di atas kedua kaki,
Ketika merangkak pun terasa sulit,
Saat itu saya sadar untuk segera mengangkat kedua tangan saya ke atas, dan membiarkan Tuhan menurunkan tangan-NYa……..
# Nobody knows when this journey ends, But everyone knows that there is an end…
(thanks to www.donghaeng.net, really a great work…GBU
Selengkapnya...
Thursday, April 17, 2008
Boneka Flanel
Tiga hari yang lalu seorang teman kantor saya bertanya, apakah saya memiliki buku untuk membuat boneka dari kain flanel, karena ternyata kakaknya sedang tertarik untuk belajar membuat boneka dari kain flanel. Malam harinya, saya membongkar lemari dan mencari-cari buku tersebut. Dan saya kembali menemukan tumpukan kain-kain flanel, benang-benang sulam dan perlengkapan lainnya.
Saya jadi teringat kira-kira sekitar 7 tahun yang lalu ketika saya sedang senang-senangnya membuat boneka dari kain flanel. Dan ketika itu, rekan saya menawarkan saya untuk mensuplai boneka-boneka tersebut pada pameran yang diadakan di gereja dalam rangka Natal. Maka saya pun waktu itu membuat berbagai boneka flanel baik dengan tema-tema Natal mau pun bukan. Dan menyenangkan rasanya mendapat penghasilan dari hasil karya sendiri.
Dan saya teringat, waktu itu sedang ramai-ramainya karakter tokoh kartun anak Sin-Chan, sehingga ada yang meminta saya membuatkan boneka Sin-Chan dengan berbagai kostum..termasuk Sin-Chan yang hanya mengenakan celana pendek merah bertotol-totol putih…(hahaha)
Fiuuuhhh…..jadi pengen membuat boneka flanel lagi deh rasanya.
Kesulitan waktu yang menghalangi.
Namun sungguh, bagi rekan-rekan yang ingin mendalami dan berkarya melalui boneka flanel, hobby ini tidak hanya sekedar hobby bila ditekuni, tapi dapat dijadikan usaha rumahan.
Atau boneka ini bisa dijadikan souvenir bagi teman.
Saya pernah membuat 1 set boneka flanel, dan kemudian, saya susun dan letakkan di atas tripleks yang sudah dilapisi kertas hias, lalu saya buatkan kotak kaca….dan hoplaaa…jadilah seperti yang terlihat pada foto yang saya pasang, dan saya berikan pada salah satu teman kantor saya di hari farewell-nya.
Bagi rekan-rekan yang sedang kerajingan membuat boneka flanel….hayooo semangat.
Selengkapnya...
Monday, April 7, 2008
Sampah berkedok Barang Rongsokan ?!
Saya termasuk orang yang senang menyimpan barang-barang lama, dengan alasan “dibuang sayang”, atau “mungkin suatu saat saya akan memerlukannya”, atau “barang ini punya kenangan khusus bagi saya”.
Sehingga jujur, rumah saya penuh dengan barang-barang lama, yang mgkn setengah rusak, bahkan rusak atau tidak terpakai lagi bertahun-tahun.
Terkadang, apabila ada barang yang rusak, saya tidak akan membuangnya, akan tetap saya simpan, dengan niat, akan saya perbaiki….namun nyatanya, tidak pernah saya perbaiki :-)Beautiful_garbage
Terkadang, bila membereskan rumah, saya mengumpulkan barang-barang yang tidak diperlukan, dengan dalih, nanti akan saya sortir kembali, apakah benar barang-barang tersebut sudah tidak dapat digunakan sama sekali….namun nyatanya, saya tidak punya cukup waktu untuk membuka kembali kotak / kantong tempat saya menampung sementara barang-barang tersebut.
Lama kelamaan, saya merasakan rumah saya penuh sesak.
Lama kelamaan, saya mulai kesulitan mencari tempat untuk menyimpan barang-barang lain yang masih berguna.
Lama kelamaan, saya merasa barang-barang tua itu menimbulkan masalah.
Tumpukan barang rongsokan mulai mengundang makhluk kecil berwarna hitam berjulukan “mickey mouse”…. :-)
Tentu nya ini bukan makhluk menyenangkan dari Disney World….ini makhluk menyebalkan yang dapat membawa penyakit.
Rasanya, sudah waktunya bagi saya untuk sungguh-sungguh membereskan masalah “rongsokan-sampah” ini di rumah saya.
Hal yang serupa, terjadi di “rumah hati” saya.
Ada banyak hal, banyak kenangan dan banyak orang berseliweran dalam hidup saya…menari-nari dipikiran saya, dan nongkrong di rumah hati saya.
Sebagian masih menjadi present tense bagi saya,
Sebagian present continuous tense,
Namun sebagian lagi sudah menjadi past tense bagi saya.
Setelah menyadarinya, saya menemukan analogi rumah hati saya dan rumah saya..
Analogi hal-hal yang berseliweran dalam hidup saya dan barang-barang rongsokan lama saya.
Tanpa saya sadari, kenangan lama yang buruk, yang mgkn saya harap dapat berubah menjadi baik…masih bertenggeran bertahun-tahun dalam rumah hati saya.
Tanpa saya sadari, orang-orang yang seharusnya menjadi “tokoh sejarah” bagi saya, ternyata masih saya anggap dan perlakukan sebagai “tokoh masa kini”.
Tanpa saya sadari, kenangan lama atau orang-orang yang menjadi “rongsokan” dalam hidup saya, masih tetap saya simpan, dengan harapan bisa saya perbaiki suatu saat….tanpa saya pernah sadari bahwa “rongsokan” tersebut sebenarnya hanyalah “sampah” yang tidak berarti…rongsokan itu sudah tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Beberapa “rongsokan” itu bahkan sudah menjadi “sampah” yang menimbulkan masalah bagi saya…
menjadi sumber “penyakit” bagi saya… membuat “luka” bagi saya.
Seperti niat saya membersihkan rumah saya dan menyortir barang-barang saya dari barang-barang tidak berguna, demikian pula yang saya lakukan dengan “rumah hati” saya.
Tiba saatnya bagi saya membuang “sampah” yang semula saya kira barang rongsokan yang masih dapat diperbaiki.
Karena ternyata “sampah” ini sudah menjadi masalah bagi saya…sudah membuat saya sakit.
Menyedihkan ketika harus membuang barang tua yang telah sekian lama berdiam di dalam rumah, meskipun terkadang, kehadirannya pun jarang terasa…namun saya seakan tahu, bahwa barang itu ada disana, pada tempatnya dan bersama saya bertahun-tahun.
Namun, lebih menyedihkan lagi, mengetahui masalah, sakit dan luka yang ditimbulkan oleh barang tua tersebut.
Sehingga, dengan berusaha menikmati rasa sakit dan berteman dengan kesedihan….minggu lalu saya mengumpulkan barang rongsokan dari rumah hati saya dan melemparkan nya ke dalam api yang menyala, sebagian lagi saya lemparkan ke tong sampah….dengan pemikiran, biarkan pemulung yang memungutnya. Dan apabila pemulung tersebut membawanya ke tempat daur ulang, harapan saya, barang tersebut dapat di daur ulang…itu akan jauh lebih baik, karena saya tidak mampu untuk mendaur-ulangnya ,
Mudah-mudahan barang rongsokan itu setelah di daur ulang, dapat kembali digunakan, atau berubah menjadi sesuatu yang dapat digunakan untuk keperluan lain…..yang mana pun tidak masalah, semuanya jauh lebih baik daripada barang tersebut terus bercokol di rumah hati saya dan lama kelamaan menyakiti saya.
Ternyata, apa yang saya lakukan ini, melegakan….
Rumah hati saya terasa lebih longgar….lebih segar dan tidak terlalu sesak lagi.
Meskipun saya membutuhkan banyak waktu untuk membereskan semuanya….karena sudah terlalu banyak saya menimbun barang-barang rongsokan dalam rumah hati saya.
Ya….saya harus melanjutkan menyortir barang-barang tersebut,
Saya akan berusaha memperbaiki barang yang masih dapat diperbaiki, namun disamping itu saya akan belajar untuk membuang barang yang tidak dapat diperbaiki.
Mungkin apabila barang rongsokan yang saya buang itu dapat berbicara,
Mungkin ia akan berkata saya kejam, tidak menghargai kenangan yang sudah diberikannya kepada saya…
Mungkin ia akan memohon kepada saya untuk dibiarkan tetap menghuni salah satu sudut rumah hati saya….dan berjanji tidak akan mengganggu saya, atau menimbulkan masalah bagi saya, asalkan ia dibiarkan tetap dalam rumah hati saya.
Tidak….meskipun barang rongsokan itu dapat berbicara, bahkan berteriak menjerit sekalipun,
Saya tidak akan peduli…..dan dengan tegas akan saya katakan kepadanya….
“Sadarlah, engkau tidak lebih dari sampah…..”
Sampah yang saya biarkan menjadi penyakit bagi saya.
Saya sudah cukup hidup dan berteman dengan sampah yang berkedok barang rongsokan atau barang kenangan.
……………………Sudah saatnya saya membersihkan dan menata rumah hati saya
# Mohon maaf bagi sampah-sampah yang mengira dirinya adalah barang rongsokan yang layak disimpan. Seharusnya sampah-sampah itu sadar dan dengan rela digiring ke tempat daur ulang, dimana mgkn mereka akan dapat diperbaiki atau dijadikan sesuatu yang membuatnya kembali berguna....karena saya sudah tidak mampu lagi hidup berteman dengan sampah.
December 08, 2007 - My Friendster's Blog
Selengkapnya...
dear "Mr.President"
Apa yang manusia cari di dunia ini?
Apa yang anda cari di dunia ini?
Apa yang saya cari di dunia ini?
…dalam hidup,
…dalam apa yang dilakukan?
Sebagian orang akan menjawab dengan mudah.
Mencari uang, mencari kesenangan, mencari kehormatan, karir……dsb.
Pernahkah anda mendengar seseorang berkata,
“saya hanya mencari sedikit makanan hari ini, karena tiga hari yang lalu adalah hari terakhir saya makan.”
Ironis….
Mungkin kita sering mendengar jawaban seperti tadi, terutama ketika kita berada diperempatan, di lampu merah, ketika seorang pengemis, pengamen, atau anak jalanan menghampiri kendaraan kita dan meminta uang receh.
Lantas, apa yang biasanya kita lakukan?
Simple..angkat tangan sedikit ke arah jendela (tentunya tanpa perlu membuka kaca mobil..), goyangkan/lambaikan tangan sedikit, dan efeknya…orang tadi akan pergi, pindah ke kendaraan lainnya.
Bagi sebagian besar kita, peristiwa tersebut mungkin merupakan cerita lama yang membosankan.
Sedikit ingin berbagi cerita,
Saya sebagai seorang pekerja, sudah pernah merasakan berbagai macam kendaraan yang bisa menghantar saya ke kantor.
Saya pernah naik mobil pribadi, pernah naik bis kota, pernah naik transjakarta, pernah mengendarai motor.
Suatu kali, saya pulang kantor dan memutuskan untuk naik bis biasa.
Setelah berganti bis 2x dari sudirman ke grogol, saya berniat naik transjakarta untuk sampai ke cengkareng dimana saya tinggal.
Saya turun di depan Mall Citraland, dan saya jalan kaki kea rah halte busway (Jelambar). Di depan mall tersebut, ada pagar pembatas 2 arah yang disediakan khusus bagi pejalan kaki yang menuju mall tersebut.
Ketika sedang menikmati perjalanan kaki saya, tiba-tiba mata saya tertuju pad 2 sosok anak kecil (laki-laki) yang tidur, persis di jalan yang berpagar tsb. Waktu itu kira-kira pukul 9 malam. Di jalan sesempit itu, mereka berdua tidur, yang satu berusia sekitar 8 th, dan satu lagi(mgkn adiknya) kira-kira berumur 4 atau 5 tahun.
Namun apa yang membuat saya kaget dan merasa miris adalah, anak yang lebih kecil, tidur tanpa memakai celana sama sekali…sehingga (maaf) alat vitalnya terlihat dan terbuka begitu saja, tanpa penutup apapun.
Waktu itu pikiran yang melintas, beranekaragam……kaget, bingung, sedih, bertanya-tanya.
Saya tahu, banyak sekali berita yang mengatakan bahwa pengemis, pengamen dsb, diorganisir secara rapi untuk memperoleh uang .
Banyak orang tua yang mengeksploitasi anaknya untuk mendapatkan uang tanpa bekerja.
Sehingga kita menjadi bingung……dilemma….
Apakah kita harus member ketika ada pengemis? Atau kah membiarkan saja, dengan dalih, tidak ingin membuat orang menjadi pemalas?
Terus terang, saya tidak suka menonton acara, atau membaca berita yang “menyedihkan” tentang kemiskinan dsb.
Mengapa? Bukan apa2…
Terlebih hanya karena merasa, saya tidak mampu berbuat apa-apa untuk mengurangi angka kemiskinan di Negara ini.
Hopeless……
Begitu banyak org miskin…
Begitu banyak org yang menderita….
Apalah arti pemberian saya yang kecil?
Apa yang bisa saya lakukan?
Pemikiran seperti itu membuat saya apatis.
Belum lagi ditambah dengan berita bahwa, seringkali terjadi perampokan mobil2 di lampu merah.
Sehingga membuat kita enggan / ogah membuka kaca mobil untuk memberikan uang pada pengemis.
Memberi atau tidak memberi… yang seharusnya menjadi suatu pilihan mudah, menjadi terasa sulit….menjadi dilemma….
Namun malam itu, bayangan akan 2 anak tersebut, terus mengikuti saya.
Terlepas dari, apakah anak-anak tersebut dieksploitasi atau tidak……
Kenyataanya adalah, anak-anak tersebut menderita.
Saya membayangkan anak saya, yang Puji Tuhan, dapat hidup dengan layak.
Seringkali, sulit bagi kita untuk memberi sekedar uang logam 500 rupiah bagi pengemis…meskipun berdalih tdk ingin menjadikan org tsb malas.
Padahal……apakah karena kita menyayangi uang 500 rupiah itu?
Kalau memang demikian, mengapa uang receh seperti itu seringkali kita temukan di laci meja bertahun-tahun, di kolong meja, di sudut2 tas dan dompet yang tidak pernah tersentuh?
Saya teringat ketika waktu kecil saya sering menemani mama berbelanja ke pasar. Saya tidak menyukai saat-saat ketika saya harus menunggu mama saya tawar menawar dengan sangat a lot, hanya utk perbedaan harga 100 rupiah.
Bukan berarti saya menyepelekan uang 100 rupiah… bukan berarti saya menganggap uang 100 rupiah tidak ada artinya.
Kalau memang bagi kita uang 100 rupiah sangat berharga karena memang tidak memiliki uang berlebih, memang tidak salah bila menawar. Namun, bila proses tawar menawar itu dilakukan hanya untuk “kepuasan”……… alangkah menyedihkannya.
Apabila melihat kemiskinan, ketidakadilan bagi rakyat kecil..siapa yang harus dipersalahkan?
Pemerintah? Masyarakat elite yang menutup mata? Tuhan?
Satu hal yang saya pelajari malam itu……
Mengapa alasan bahwa hal “kecil” yang saya lakukan tidak akan mampu mengurangi kemiskinan di Negara ini, menjadi halangan bagi saya untuk memberi?
Mengapa alasan korupsi yg dilakukan oknum tertentu membuat saya enggan membayar pajak kepada Negara sesuai dengan yang sebenernya harus saya bayarkan?
Semua itu hanya akan membuat saya lelah dan sedih, namun menjadi apatis.
Sehingga lebih baik, saya memberi dengan kesadaran bahwa saya “memberi”.
Masalah nantinya ternyata, pemberian saya itu menjadikan org pemalas, atau disalahgunakan oleh oknum tertentu……biarlah menjadi urusan yang bersangkutan kepada Tuhan.
Saya tidak perlu lagi memikirkan, apakah pemberian tersebut berarti atau tidak.
Apakah saya perlu memikirkan mengapa pemerintah atau Bapak Presiden seakan-akan menutup mata?
Atau, pernah kah mereka berjalan dijalan seperti yang saya lakukan malam itu, dan melihat kenyataan seperti itu?
Saya teringat akan 1 lagu dari Grup Musik Pink, yang berjudul : Dear Mr President.
Dear Mr. President
Come take a walk with me
Let's pretend we're just two people and
You're not better than me
I'd like to ask you some questions if we can speak honestly
What do you feel when you see all the homeless on the street
Who do you pray for at night before you go to sleep
What do you feel when you look in the mirror
Are you proud
How do you sleep while the rest of us cry
How do you dream when a mother has no chance to say goodbye
How do you walk with your head held high
Can you even look me in the eye
And tell me why
Dear Mr. President
Were you a lonely boy
Are you a lonely boy
Are you a lonely boy
How can you say
No child is left behind
We're not dumb and we're not blind
They're all sitting in your cells
While you pave the road to hell
What kind of father would take his own daughter's rights away
And what kind of father might hate his own daughter if she were gay
I can only imagine what the first lady has to say
You've come a long way from whiskey and cocaine
How do you sleep while the rest of us cry
How do you dream when a mother has no chance to say goodbye
How do you walk with your head held high
Can you even look me in the eye
Let me tell you ‘bout hard work
Minimum wage with a baby on the way
Let me tell you ‘bout hard work
Rebuilding your house after the bombs took them away
Let me tell you bout hard work
Building a bed out of a cardboard box
Let me tell you bout hard work
Hard work
Hard work
You don't know nothing bout hard work
Hard work
Hard work
Oh
How do you sleep at night
How do you walk with your head held high
Dear Mr. President
You'd never take a walk with me
Would you?
Rasanya tidak perlu saya menghabiskan waktu dengan berusaha agar Presiden mendengar & melihat.
Saya sebagai pribadi pun sebenernya memiliki “kekuasaan”, sebagaimana adanya saya…kekuasaan atas diri saya.
Setiap kita, dalam posisi apapun, sebagai majikan di rumah, sebagai atasan di kantor, sebagai pemilik perusahaan atau apapun yang menempatkan diri kita sebagai orang yang “memiliki kuasa”, atau “menentukan hajat hidup orang lain”…….. pernah kah kita mencoba utk “berjalan” bersama orang-orang tsb ? Bersikap bahwa tidak ada perbedaan antara kita dan org tsb, bahwa kita tidak lebih “punya” atau lebih baik dari org tsb ? Bersikap tidak hanya simpati, namun juga empati ?
Memahami mengapa seseorang harus “mengemis” daripada menyibukan diri dengan pertanyaan apakah “pemberian” kita akan berakibat buruk bagi org tsb?
Sehingga lagu itu sebenarnya bukan ditujukan bagi Bapak Presiden yang duduk di Istana Negara saja, tapi juga bagi diri saya, dengan segala kecukupan dan kelebihan yang saya miliki.
Ada pepatah yang mengatakan : sebab nila setitik rusak susu sebelanga.
Tapi saya gemar membalik pepatah itu menjadi : susu setitik tidak mungkin memutihkan tinta sebelanga.
Tapi, lebih baik saya menjadi setitik susu dari pada tidak menjadi apapun sama sekali.
Lebih baik saya menjadi setitik susu sambil berharap, ada titik-titik susu lainnya yang selanjutnya akan berkumpul hingga sanggup memutihkan tinta sebelanga itu…….
November 28, 2007 - My Frienster's Blog
Selengkapnya...
Justice maybe blind, but (when) it can see in the dark…??
Hari ini, ada kejadian yang begitu menabrak pikiran saya…dan mengobrak-abrik perasaan saya.
Pernahkan anda membayangkan diri anda mengalami kejadian berikut,
Pagi hari anda berangkat kerja ke kantor….namun, sore hari anda pulang tanpa pekerjaan.
Dipecat? Dirumahkan?
Apapun istilahnya.
Terbayangkah oleh anda, apa yang akan anda katakan kepada keluarga yang menggantungkan isi perutnya pada anda?
Terbayangkah oleh anda, kemana anda akan pergi esok pagi…untuk menghindari pertanyaan keluarga anda, bila anda tidak ingin keluarga anda tahu?
Terbayangkah oleh anda, apabila anak anda sedang sakit dan membutuhkan uang anda untuk mengobati sakitnya?
Mungkin bagi orang yang tidak sanggup membayangkan dan tidak kuat menanggungnya…yang akan terbayang oleh nya hanyalah kegelapan, yang tanpa dia sadari, menuntunnya melangkah ke lantai tertinggi sebuah gedung dan berharap agar terjun bebas akan mengakhiri segala kegelapan itu.
Ya…hari ini, seorang satpam yang saya kenal…di “rumahkan”… dengan alasan kontraknya tidak diperpanjang, padahal dia sudah bekerja bertahun-tahun.
Apa sebenernya yang terjadi?
Banyaknya kehilangan yang terjadi di tempatnya bekerja…mulai dari handphone sampai laptop, membuatnya seakan harus bertanggung jawab, meskipun bila dilihat kasusnya…tidak beralasan untuk menuduhnya, dan tidak ada bukti-bukti.
Seperti rumor yang ada, ya…karena tidak ditemukan siapa pelakunya, maka harus ada yang “bertanggungjawab” dan “dikorbankan”.
Saya tidak membela siapa pun.
Apakah sungguh dia tidak melakukannya? … only God knows.
Apakah perusahaan melakukan kesalahan dengan memberhentikannya? …. Only God knows.
Apakah “pengorbanan” ini benar akan meniadakan kemungkinan hal yang sama akan terulang kembali, karena timbulnya rasa takut dengan melihat apa yang terjadi pada “korban”?... Only God knows.
Namun…. Only God knows too, dan hanya Tuhan yang bisa melakukan perhitungan terhadap pelaku sesungguhnya.
Justice maybe blind, but it can see in the dark….
Tapi kapan?
Silahkan anda tonton sendiri acara kupas tuntas, atau yang sejenisnya.. saya tidak hapal nama acaranya. Berapa banyak kesalahan yang dilakukan oleh hukum, dengan menghukum orang yang tidak bersalah?
Bahkan belasan tahun seseorang dipenjara, sampai akhirnya ditemukan bahwa dia tidak bersalah.
Lantas, apa yang dilakukan oleh Keadilan untuk menebus belasan tahun yang telah dia derita?
Bila HUKUM bersalah, lantas siapa yang akan mengHUKUMnya?
Siapapun kita, dapat melakukan kejahatan, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Tapi pernahkah kita berpikir, bahwa kejahatan atau kesalahan yang kita perbuat..ditanggung oleh orang lain? Di derita oleh orang lain?
Pencuri yang tidak tertangkap mungkin akan merasa dirinya hebat.
Namun pernah pencuri itu berpikir bahwa, ada orang lain yang HARUS DITANGKAP, demi SELESAI nya KASUS dan demi TIDAK ADANYA LAGI yang berani berbuat hal yang sama???
Apa jadinya bila orang yang tidak semestinya ditangkap itu merupakan tempat selusin anggota keluarga menggantungkan isi perut padanya???
Setiap kejadian buruk dalam hidup saya, saya mempercayai bahwa hal itu terjadi hanya karena 3 hal :
1. Karena merupakan bagian dari rencana Tuhan
2. Karena kesalahan diri saya sendiri
3. Karena kesalahan orang lain
Seringkali kita mendengar orang berkata demikian apabila kemalangan menimpa dirinya, “Yah..mungkin ini memang sudah kehendak Tuhan untuk menguji saya”
Apakah benar selalu demikian?
Bayangkanlah, bila ada seseorang yang sudah patuh berjalan dengan baik dan benar di sisi pejalan kaki yang jauh dari jalan raya. Namun tiba-tiba orang tersebut cacat parah karena ditabrak oleh seorang pengemudi yang mabuk?
Apakah kehendak Tuhan, orang tersebut cacat? …… Tuhan tidak pernah merencanakan sesuatu yang buruk bagi umat Nya.
Apakah ini kesalahan si pejalan kaki itu? …. Tidak, dia sudah berjalan dengan benar dan memenuhi peraturan.
Apakah karena kesalahan orang lain? …. Ya tentu saja, karena dia sudah mabuk.
Akhirnya semua kejadian hari ini, saya tutup malam ini dengan sebuah perenungan bagi diri saya sendiri.
Pernahkah saya melakukan suatu kesalahan yang mengakibatkan orang lain menanggung akibatnya? Kemungkinan besar pernah… dan saya memohon ampun pada Tuhan atas itu.
Akhirnya saya sungguh-sungguh mengerti dan memahami sebuah quote yang sangat-sangat saya sukai akhir-akhir ini :
I get peace, knowing that what I have done in the day will allow me to sleep well at night. I get peace, knowing that what I am doing now will not give me grief or regret in my old age - venerable manko.
November 13, 2007
Selengkapnya...
Sunday in Love....
Rasanya sudah lama sekali sejak saya meninggalkan kebiasaan mendengarkan stasiun radio (bukan stasiun kereta.. ) Ramako..105,8 FM.
Dulu saat saya masih tinggal di kos an.. Jelang malam mulai pukul 10, tangan otomatis menyetel st.radio tersebut, yang selanjutnya akan dengan setia menghantarkan saya ke penghujung malam..menikmati istirahat malam..menutup hari.
Bila tiba hari minggu.. Maka saya mengawali pagi dengan kembali memutar 105.8 FM. Satu acara favorit saya,dimana stasiun radio tersebut sepanjang hari minggu itu akan menyiarkan acara Sunday in Love.. Memutar lagu-lagu bertemakan cinta..baik yg direquest oleh pendengar,maupun yang diputar oleh penyiar. Full day, with no jingle promotion, only songs for love... :-)
Kalau sudah begitu, rasanya sepanjang hari terasa penuh cinta..gelembung-gelembung hati berwarna jambon akan serasa bertebaran..aroma udara pun segar wangi..aroma cinta, meskipun saat itu berada dalam kamar 3x4 m berdinding setengah tembok,setengah tripleks, disertai putaran baling-baling kipas angin (bukan baling-baling bambu ya...)
Sunday in love.. How sweet it sounds..
What about Monday..? .. I hate Monday?
What about Tuesday..? .. It's unlucky day, don't ever start a new step on Tuesday?
What about Wednesday..? ..stuck on middle of the week. Wednesday = WhENthESDAYend ?
Friday... Thanks God it's Friday...it's a FRIeeDAY...
Saturday...means party til' u drop...or "Grey Saturday" for u?
...but when Sunday comes..it is stil a SUNnyDAY for u?
Terkadang tiap hari berlalu begitu saja,
Berlalu sbg hari2 yg sibuk...bagi yg sibuk,
Berlalu sbg hari2 yg keras dan sulit bagi yg menjalani hidup yang keras,
Berlalu sbg hari2 yg menyenangkan bagi yg menjalani hidup penuh kesenangan,
Berlalu sbg hari2 yg menyedihkan bagi yg patah hati,
Berlalu sbg hari2 yg penuh penantian bagi yg sedang berharap,
...atau berlalu tanpa terasa apa2 bagi yg menjalani hidup hanya utk menjalani hidup?
Mana kah yang sedang teman anda jalani?
Mana kah yang sedang anggota keluarga anda jalani?
Mana kah yang sedang anda jalani?
Tengok lah teman di kanan kiri, depan belakang anda...
Tengok lah ke dalam diri anda...
Hari seperti apa yang anda, teman anda, keluarga anda hadapi hari ini?
Adakah hari-hari terasa seperti Sunday in Love..in SUNnyDAY... :-)
October 07, 2007 - My Friendster's Blog
Selengkapnya...
samudera, lautan, mentari....
Apakah arti memiliki hati seluas samudera, sedalam lautan?
Apakah arti menjadi seperti mentari, selalu menepati janji..terbit di timur, tenggelam dibarat?
Apakah arti berhati besar?
Tak pernahkah samudera marah dan mengkaramkan kapal?
Tak pernahkah lautan lelah dan melemparkan ombaknya?
Mentari memang selalu ada disana, tapi tetap,suatu saat mentari tak mampu menyinari krn mendung atau gerhana menutupinya..
Lantas, apa artinya menjadi berjiwa besar?
Menerima segala sesuatu apa adanya..tanpa harus bertanya?
Berkorban segala sesuatu tanpa mengeluh?
Memaafkan segala sesuatu, tanpa pengecualian?
Jika demikian, maka...
hati haruslah lebih luas dari samudera..
hati haruslah lebih dalam dari lautan..
hati haruslah lebih setia dari mentari..sehingga ia mampu menghalau mendung dan gerhana yang mencegahnya utk bersinar....
Dengan demikian hati akan mampu menanggung segalanya.
Selengkapnya...